Bagaimana Cara Kerja Bitcoin Sebenarnya?

Kalau kamu belum paham betul apa itu bitcoin, berikut kami berikan penjelasan sangat simpel.

Kamu dan temanmu duduk di bangku taman. Temanmu punya satu apel, dan ia berikan ke kamu. Sekarang kamu punya satu apel dan temanmu tidak punya. Simpel bukan? Kita amati lebih dalam:

Apel temanmu berpindah dari tangannya ke tanganmu secara fisik. Kejadian ini sangatlah nyata dan kamu tahu persis bahwa pertukaran buah ini sudah selesai.

Apel Merah

Di contoh diatas, kamu tidak butuh bantuan pihak lain untuk menyelesaikan transaksi. Temanmu tahu bahwa ia menyerahkan apel, dan kamu tahu kamu menerima apel. Tidak perlu ada saksi untuk men-sah-kan transaksi kalian.

Apel nya milik kamu, dan temanmu tidak bisa memberi apel lagi karena apelnya sudah habis. Terserah apel nya mau kamu apakan, bisa dimakan, berikan ke orang, dan lain lain.

Inilah contoh transaksi sederhana antar manusia secara langsung. Hal yang sama berlaku untuk benda lain misalnya buku, pisang, tas, obat-obatan…

Kembali ke apel!

Sekarang anggap temanmu punya apel digital. Lalu ia berikan ke kamu.

Apel Digital Pixelated

Mulai menarik. Bagaimana caranya kamu yakin kalau apel digital tadi sudah kamu terima, dan hanya menjadi milik kamu? Bagaimana caranya kamu yakin kalau temanmu tidak meng-copy file apel digitalnya sebelum dikirim ke kamu, lalu ia kirim file nya ke oranglain selain kamu?

Bisa saja dia meng copy-paste file apel digital tadi menjadi ribuan copy, atau dia upload ke dropbox supaya semua orang bisa download. Tidak sesimpel memberikan apel ke kamu secara fisik, kan?

Beberapa saintis komputer sudah menamakan masalah ini, dan mereka sebut ini double-spending problem. Mereka sudah menemukan solusinya, tapi pertama, kita coba cari solusinya sendiri.

Cek juga: Pilihan aplikasi crypto terbaik di 2022


Penggunaan Ledger untuk Bitcoin

Mungkin untuk menyelesaikan masalah apel digital ini, kita perlu pencatatan yang akurat. Mungkin kita perlu buku dimana kita mencatat semua transaksi apel digital yang terjadi, semacam buku akuntansi.

Ledger ini (dalam bentuk digital) perlu diurus oleh seseorang. Anggap salah satu teman kamu yang lain mau mengurus segala pencatatannya. Masalah selesai?

Ada beberapa problem:

  1. Gimana kalau teman kamu ini mau curang, dan dia tinggal copy-paste file apel digital tadi ke komputernya seenaknya
  2. Beda dengan saat kamu masih di bangku taman, dimana cuma kalian berdua. Di transaksi apel digital ini kamu perlu teman ketiga untuk terjaga 24 jam sehari, memantau semua transaksi yang terjadi.

Apakah ada solusi yang bisa mereplika transaksi apel kita ke dunia digital? Sepertinya sulit…

Bagaimana kalau kita berikan si Ledger tadi ke semua orang? Jadi bukan cuma ada di komputer temanmu, tapi juga di komputer semua orang. Semua transaksi apel digital, dimanapun dan kapanpun, akan tercatat di komputer semua orang.

Jaringan

Temanmu tidak bisa curang, tidak bisa asal copy-paste lalu kirim file copy-an nya ke kamu, karena jumlah apel digital yang beredar tidak akan sinkron dengan pencatatan yang ada di ledger orang lain. Apalagi kalau sistemnya sudah sangat besar (seluruh dunia).

Kode dan program si Ledger ini open source. Seperti wikipedia, semua orang bisa maintain, amankan, dan kembangkan, tapi cuma hasil yang paling oke yang akan diapprove oleh komunitas.

Kamu juga bisa berpartisipasi, mengupdate Ledger ini dan memastikan semuanya oke. Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan apel digital sebagai imbalan. Dan faktanya, inilah satu satunya cara untuk menciptakan apel digital didalam sistem ini.

Sistem diatas disebut sebagai Bitcoin protocol, dengan apel tadi sebagai bitcoin nya.

Lihat: 3 Cara Simpel Mengamankan Data dan Privasi di Laptop


Apa kelebihan Public Ledger?

  1. Dia Open Source. Total jumlah apel yang beredar sudah tertera di ledger. Kamu tahu pasti berapa jumlah apel yang beredar.
  2. Ketika kamu melakukan transaksi, kamu tahu bahwa apel digitalmu berpindah kepemilikan ke orang lain. Semua pencatatan ini akan diupdate ke seluruh public ledger yang ada diseluruh penjuru dunia.
  3. Karena dia publik, kamu tidak butuh penengah atau saksi untuk memastikan tidak adanya kecurangan dalam transaksi. Seluruh dunia adalah saksinya, karena mereka semua melakukan pencatatan.

Dengan sistem ini, transaksi apel digital bisa diperlakukan sama dengan apel betulan. Sama seperti transaksimu di bangku taman, kamu tidak perlu saksi atau penengah, hanya butuh pembeli dan penjual. Dengan kata lain, apel digital ini berlaku layaknya seperti apel betulan, hanya saja ia tetap produk digital.

Kamu bisa transaksi 1 apel digital, 2 apel, 100 apel, 1 juta apel, bahkan 0,00001 apel. Semua bisa dilakukan dengan klik satu tombol, dan apel digital kamu bisa pindah ke kantong oranglain meskipun kamu ada di Bandung dan temanmu di Pakistan.

Salah satu tipe ledger yang populer adalah Blockchain. Blockchain ini digunakan untuk Bitcoin dan banyak jenis uang digital lainnya.

Baca: Jenis-jenis komputer sejak awal kemunculannya


Blockchain

Didasari kemunculan bitcoin di tahun 2008, blockchain adalah tipe spesifik dari Ledger, yang memiliki fitur dan proses operasional khusus.

Tidak seperti Ledger tipe lain, blockchain mempaketkan transaksi / data ke blok-blok kriptografik yang tersambung berurutan. Ia menggunakan sistem konsensus untuk menentukan bagaimana blok baru ditambahkan ke susuan blok-blok yang sudah ada (tidak seperti ledger lain yang tidak butuh susunan/rantai).

Sebagai kesimpulan, blockchain adalah sistem database decentralized yang mencatat aktivitas dengan cara mengelompokkan transaksi (big data) kedalam blok-blok. Catatan ini tidak bisa diubah, dan hanya bisa digunakan untuk membuat dan mendokumentasikan sejarah dari berbagai macam aktivitas.

“Semua blockchain adalah ledger, tapi tidak semua ledger adalah blockchain. Kedua konsep ini membutuhkan desentralisasi dan konsensus antar simpul. Meskipun begitu, blockchain menyusun data dalam bentuk blok, dan data didalamnya hanya bisa ditulis.” – Shaan Ray

Di kasus Bitcoin, blockchain digunakan untuk merekam aktivitas transaksi Bitcoin. Lalu apa saja jenis-jenis blockchain?


Jenis-jenis blockchain

Blockchain ada bermacam-macam, berikut ini garis besarnya:

1. Single-use public blockchains

Blockchain jenis ini digunakan oleh jaringan publik Bitcoin yang diamankan oleh proses mining yang efektif, namun mahal.

2. Multi-use public blockchains

Contoh penggunaannya adalah Ethereum. Perbedaan terbesarnya dari Bitcoin (single-use blockchain) adalah tujuan dan kompatibilitasnya.

Kalau Bitcoin memiliki satu fungsi spesifik, yaitu pembayaran elektronik antar Bitcoin, Ethereum menyediakan platform dimana para developer bisa membangun dan menggunakan aplikasi decentralized lainnya.

Dengan Ethereum, kamu mendapat jaringan publik, namun juga jaringan developer dimana pasa developer bisa membuat aplikasi pintar untuk berbagai macam kegunaan.

3. Enterprise blockchains

Di blockchain jenis ini, tidak ada akses untuk publik, hanya yang diundang yang bisa masuk. Enterprise blockchain biasa digunakan untuk konsorsium beberapa perusahaan di industri yang spesifik, misalnya asuransi, bank, atau layanan kesehatan.

Anggap enterprise blockchain seperti pencatat aset yang berpindah dari satu organisasi ke organisasi lain didalam sebuah transaksi. Aset ini bisa berwujud nyata seperti dokumen kontrak, ataupun produk digital.

Dan karena tidak ada gunanya mengamankan jaringan publik, banyak daya komputasi bisa disalurkan ke transaksi sehingga transaksi jadi jauh lebih cepat dan bisa di-scale.

Banyak yang mendebatkan soal bitcoin, baik itu politisi, ekonom, programmer, ulama, dan lainnya. Jangan dengarkan mereka, beberapa orang memang pintar, tapi lebih banyak lagi yang cuma merasa pintar.

Beberapa orang menyebut bitcoin adalah tambang emas, beberapa lainnya menganggap bitcoin hanya timpukan sampah.

Kalau kamu bisa memanfaatkan bitcoin untuk keuntungan kamu, tidak perlu banyak debat lagi. Dan sekarang kamu tau bitcoin lebih dalam dibanding hampir seluruh warga Indonesia lainnya.

Baca juga:

Dimas Bimawan

Teknisi laptop dan komputer sejak 2008. Perkenalannya dengan komputer dimulai dari ketertarikannya mempelajari cara kerja setiap komponen di dalam desktop PC, dan sejak saat itu overclocking hingga reparasi komputer & laptop menjadi kegiatan sehari-harinya. Beberapa jenis laptop yang pernah menjadi gear hariannya antara lain Toshiba Satellite, Razer Blade, Macbook Air, Macbook Pro, Acer Aspire, Dell Inspiron, HP Spectre, hingga IBM Thinkpad. Di luar dunia pertukangan komputer, Dimas adalah sarjana fisika dari Institut Teknologi Bandung yang pernah bekerja dengan Alterra Indonesia, Mobile Premier League, Lifepal, Perusahaan Gas Negara, dan KliknClean.

Subscribe
Notify of
guest
1 Komentar
Terpopuler
Terbaru Terlama
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar