7 SSD Laptop Terbaik di 2023! (NVMe PCIe M.2)

Beda dengan HDD, SSD jauh lebih cepat dalam urusan baca/tulis, sehingga performa laptop juga akan jauh lebih cepat hanya dengan mengganti HDD ke SSD.

Kalau lihat di spek-spek laptop, penulisan SSD pasti cukup ribet misalnya PCIe NVMe M.2 2280 SSD. Apa coba maksudnya? Kalau mau paham silakan baca, kalau mau langsung ke daftar harga SSD silakan scroll langsung kebawah.

Jadi kalau dari bentuk SSD, umumnya di dunia perlaptopan indonesia ada 2.5-inch (kotak besar seperti harddisk laptop) dan M.2 (panjang tipis seperti RAM). Nah yang hampir selalu dipakai di laptop gaming adalah M.2.

Nah masalahnya, SSD berbentuk M.2 ini ada 2 jenis lagi, yaitu PCIe dan SATA. Pokoknya pastikan kamu beli yang PCIe, jangan SATA karena PCIe jauh lebih kencang.

Form Factor SSD

Kemudian supaya lebih ribet lagi, SSD berbentuk M.2 juga hadir dengan berbagai dimensi, tapi yang paling umum adalah 22 x 80 mm (makanya dinamakan 2280). Alhasil, lahirlah penamaan SSD yang super ribet: PCIe NVMe M.2 2280 SSD.

Di 2022, idealnya semua produsen laptop wajib menggunakan SSD untuk media penyimpanan laptopnya kalau ingin bersaing. Apalagi untuk laptop gaming populer seperti seri Razer Blade atau Asus ROG, penggunaan NVMe SSD yang kecepatannya tinggi merupakan sebuah kewajiban.

Namun sebagai konsumen, kendala kita adalah harga, karena SSD tidak murah, apalagi yang kapasitasnya besar. Laptop gaming dengan SSD bawaan 1TB jauh lebih mahal ketimbang varian 512GB. (Baca juga: apa itu SSD?)

Apa solusinya? Beli varian dengan SSD kecil, lalu minta tukar tambah. Berikut pilihan terbaiknya!


1. ADATA XPG SX8200

adata xpg

  • Controller: SMI
  • Memory: 3D TLC
  • Interface: M.2 PCIe 3.0 x4
  • Seq. read: 3,500MB/s
  • Seq. write: 3,000MB/s
  • Harga baru: Lihat harga

Berdasarkan pengalaman membangun puluhan PC, Adata SX8200 menghasilkan performa sangat memuaskan, jauh diatas puluhan SSD lainnya. Bukan hanya lebih cepat, SSD ini juga tidak mengalami perlambatan ketika memindahkan file besar.

Kalau kamu pengguna desktop PC, SSD ini dilengkapi heatsink bawaan yang bekerja dengan sangat baik, dan hanya menyentuh 65 derajat Celcius di penggunaan berat.

Menurut kami, Adata XPG SX8200 adalah salah satu pilihan paling “worth it” untuk performa dan harga. Dengan harga jauh lebih murah, kamu mendapat performa setara, bahkan lebih tinggi dari banyak SSD brand besar (Samsung) yang dibandrol jauh lebih mahal.


2. SAMSUNG 970 EVO PLUS

Samsung 970 Evo Plus

  • Controller: Samsung Phoenix
  • Memory: Samsung 3-bit MLC
  • Interface: M.2 PCIe 3.0 x4
  • Seq. read: 3,400MB/s
  • Seq. write: 3,300MB/s
  • Harga baru: Lihat harga

Samsung adalah brand pertama yang merilis produk M.2 NVMe, dan tidak banyak brand lain yang bisa mengalahkannya. 970 Evo Plus adalah salah satu drive PCIe 3.0 M.2 tercepat yang ada di pasaran. Rilisan terbaru Samsung yaitu 970 Pro pun mengungguli 970 Evo Plus, namun dengan harga yang 50% lebih mahal, lagi-lagi menurut kami tidak sepadan.

Seperti 970 Pro, model 970 Evo Plus mendapat rating tinggi untuk daya tahan, dimana model 1TB nya bisa digunakan untuk menulis 600TB data dalam kurun waktu 5 tahun (alias 329GB perhari). Agak berlebihan dan sia-sia tentunya untuk pengguna dan gamer normal.

Kalau kamu adalah pengguna hardcore seperti untuk simulasi saintifik kompleks atau membuat animasi 3D sekelas Pixar, ya mungkin SSD ini bisa jadi pilihan, karena memang performanya luar biasa. Tapi untuk orang-orang normal seperti saya, SSD ini mahal.


3. WD BLACK SN750

WD Black SN750

  • Controller: Western Digital
  • Memory: SanDisk/Toshiba 3D TLC
  • Interface: M.2 PCIe 3.0 x4
  • Seq. read: 3,470MB/s
  • Seq. write: 3,000MB/s
  • Harga baru: Lihat harga

Penempatan WD Black SN750 di peringkat pertama mungkin bisa jadi skandal. Meski semua review lain meletakkan Samsung 970 Evo Plus di peringkat pertama, kami tidak sependapat, apalagi varian perbedaan harga yang ekstrim antar varian 1TB milik Western Digital dengan 1TB milik Samsung. Perbedaan performanya tidak terasa!

Western Digital adalah pemain lama di industri HDD, dan masuknya brand ini ke pasar SSD mendorong persaingan bagi brand lain untuk mempertahankan performa produk sembari menjaga harga yang masuk akal. SSD buatan WD ini sangat kebut, dan bisa juga kamu nyalakan Gaming Mode di software dashboard SSD bawaan dari WD.

Tentu saja menyalakan mode gaming ini akan menghasilkan panas berlebih di SSD, untuk itu kalau kamu memang berniat “overclock” SSD ini, WD menyarankan untuk menggunakan heatsink tambahan yang dijual terpisah.

Berdasarkan uji benchmark, memang Samsung 970 Evo Plus menang dengan skor lebih tinggi, tapi pada penggunaan sebenarnya SSD WD Black SN 750 terasa sama persis dengan Samsung 970 Evo Plus dan dengan harga jauh lebih murah.

Kecuali kamu adalah kreator konten hardcore yang membuat animasi super kompleks, atau membuat simulasi fisika dengan milyaran proses read/write, mungkin kamu layak membeli Samsung 970 Evo Plus. Tapi untuk sisanya (dan saya), WD Black SN 750 adalah yang paling tepat dari segi performa maupun harga.


4. SABRENT ROCKET Q

Sabrent Rocket Q

  • Controller: Phison PS5012-E12
  • Memory: 3D QLC NAND
  • Interface : M.2 PCIe 3.0 x4
  • Seq. read: 3,400MB/s
  • Seq. write: 3,200MB/s
  • Harga baru: Lihat harga

Sabrent Rocket Q adalah salah satu SSD paling mengesankan yang bisa kamu beli sekarang juga. Harga yang mahal untuk varian 4TB tentunya bisa bikin takut, tapi dengan kapasitas sebesar itu, kamu tidak perlu lagi memisahkan antara file dengan program lain. Masukkan semuanya ke SSD ini dan jangan gonta-ganti lagi untuk beberapa tahun kedepan.

Kalau kamu serius malas gonta-ganti SSD lagi sampai hari akhir datang menjemput, ada varian 8TB yang harus diimbangi antar perawatan SSD, dengan perawatan kesehatan diri agar kamu punya cukup umur untuk menikmatinya.


5. CORSAIR FORCE MP600

Corsair Force MP600

  • Controller: Phison PS5016-E16
  • Memory: Toshiba TLC
  • Interface: M.2 PCIe 4.0 x4
  • Seq. read: 4,950MB/s
  • Seq write: 4,250MB/s
  • Harga baru: Lihat harga

Kalau kamu mencari SSD dengan potensi kecepatan yang luar biasa dan jauh diatas SSD lain, Corsair Force MP600 tak lain dan tak bukan adalah tujuan akhirmu.

Alih-alih menggunakan interface PCIe 3.0, Corsair Force MP600 menggunakan PCIe 4.0 yang performanya jauh diatas, namun sampai artikel ini rilis, belum banyak motherboard yang kompatibel dengan PCIe 4.0.

Kalau kamu pengguna AMD Ryzen generasi terbaru dan satu generasi sebelumnya, kamu bisa merasakan potensi maksimal dari SSD ini. Tapi sayangnya pengguna Intel harus kecewa karena motherboardnya belum mendukung potensi maksimal dan PCIe 4.0.

Dari harga, ya tentu produk ini sangat mahal ketimbang SSD lain yang masih PCIe 3.0. Corsair Force MP600 ini bukan untuk sembarang orang, dan tidak semua motherboard bisa memaksimalkan kecepatan SSD ini, jadi riset dulu laptopmu sebelum memutuskan beli.


6. ADDLINK S70

Addlink S70

  • Controller: Phison PS5012-E12
  • Memory: Toshiba 3D TLC
  • Interface : M.2 PCIe 3.0 x4
  • Seq. read: 3,400MB/s
  • Seq. write: 3,000MB/s
  • Harga baru: Lihat harga

Dengan tersedianya memori kontroller SSD yang mudah diakses, siapapun dengan fasilitas pabrikan yang mumpuni kini bisa memproduksi SSD berkualitas. Addlink sudah membuktikannya dengan menghubungkan kontroler Phison dengan memori Toshiba 3D TLC, menghasilkan S70 yang kini diminati banyak orang.

Tentu SSD ini tidak secepat Samsung 970 Evo, tapi kecepatannya pun tidak begitu tertinggal, ditambah lagi harganya lumayan jauh lebih murah.


7. CRUCIAL P1

Crucial P1

  • Controller: Western Digital
  • Memory: SanDisk/Toshiba 3D TLC
  • Interface: M.2 PCIe 3.0 x4
  • Seq. read: 3,430MB/s
  • Seq. write: 3,000MB/s
  • Harga baru: Lihat harga

Crucial P1 memang menawarkan performa lebih baik ketimbang SATA SSD, tapi kalau diadu dengan SSD lain, produk ini relatif kalah karena masih menggunakan memori QLC. Kecepatan read/write yang tertera seringkali turun kalau sedang dalam proses berat, atau ketika kapasitasnya sudah hampir penuh.

Ketika kami mengisi P1 ke setengah dari total kapasitas penyimpanannya, kecepatan transfernya berkurang dan hasilnya justru mirip dengan SATA SSD di pasaran sana.

Namun balik lagi, kalau hanya dipakai gaming, SSD ini masih bersaing dengan para kompetitornya. Apalagi kalau kamu punya slot M.2 nganggur dan budget yang terbatas, tentu tidak rugi membeli produk ini.

Dimas Bimawan

Teknisi laptop dan komputer sejak 2008. Perkenalannya dengan komputer dimulai dari ketertarikannya mempelajari cara kerja setiap komponen di dalam desktop PC, dan sejak saat itu overclocking hingga reparasi komputer & laptop menjadi kegiatan sehari-harinya. Beberapa jenis laptop yang pernah menjadi gear hariannya antara lain Toshiba Satellite, Razer Blade, Macbook Air, Macbook Pro, Acer Aspire, Dell Inspiron, HP Spectre, hingga IBM Thinkpad. Di luar dunia pertukangan komputer, Dimas adalah sarjana fisika dari Institut Teknologi Bandung yang pernah bekerja dengan Alterra Indonesia, Mobile Premier League, Lifepal, Perusahaan Gas Negara, dan KliknClean.

Subscribe
Notify of
guest
5 Komentar
Terpopuler
Terbaru Terlama
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar