Review Acer Aspire Switch 11 V

Yang paling menonjol dari Acer Aspire Switch 11 V adalah engselnya. Ini adalah hal pertama yang akan anda perhatikan ketika mengeluarkan laptop ini dari kotaknya. Pipa besar berwarna abu-abu dibagian belakang laptop.

Meskipun engsel ini memungkinkan layar Aspire Switch 11 V untuk dilepas dan diputar dengan mudah, tapi bentuknya yang tidak menarik jadi nilai minus.

Laptop 2-in-1 lain seperti Asus Transformer Book Flip TP200SA dan HP Spectre x2, mungkin memiliki desain lebih bagus, tapi Aspire Switch 11 V mengalahkan mereka dalam segi kemudahan penggunaan. Jangan meremehkan laptop dengan desain buruk!

Cek juga: Daftar harga semua laptop Acer


Desain

acer aspire 11v

Selain sambungan layar dan body yang mencolok, bagian luar laptop ini memiliki 2 warna abu-abu yang bersilangan. Anda tidak akan kesulitan membedakan laptop ini dari yang lain. Tidak banyak laptop yang penampilannya seunik ini.

Bagian dalam laptop ini juga memiliki dua warna abu abu yang saling kontras dan memberi penampilan yang menarik.

Tekstur ganda yaitu aluminium dan plastik melengkapi keunikan laptop ini. Tekstur plastiknya bukan sekedar hiasan, melainkan memberi kemudahan dalam melepas layar. Fitur simpel ini menjadikan nya salah satu laptop terbaik untuk mahasiswa karena tidak akan mudah rusak di tangan anak-anak muda yang gegabah!


Keyboard dan Trackpad

acer aspire 11 v

Aspire Switch 11 V memanfaatkan ruang sempit yang ada di laptopnya secara maksimal. Banyak laptop 2-in-1 yang menempatkan tombol-tombolnya terlalu rapat serta tidak responsif. Tidak begitu dengan laptop milik Acer ini, karena justru trackpad dan keyboardnya menjadi keunggulan.

Setiap tombol di keyboardnya memberikan feedback yang baik dan memiliki jarak yang cukup antar tombol. Meskipun ukuran trackpadnya cukup besar, ia tidak mengganggu atau menyulitkan anda ketika sedang mengetik.

Fitur terbaik dari trackpad ini adalah ketika anda melakukan scroll, zoom, double-click dan gerakan multi-touch lainnya, karena semuanya sangat responsif dan tanpa lag.

Dibalik semua kelebihan itu, ada satu kekurangan: butuh tekanan yang cukup besar untuk meng-klik trackpad. Untungnya, ini tidak begitu menyulitkan,dan anda tinggal melakukan tap di trackpad (seperti yang selalu kita lakukan) sebagai pengganti klik.


Dari laptop jadi tablet

tablet acer aspire 11 v

Pegang sisi pinggir layar, lalu putar. Layar akan lepas dan dapat anda gunakan sebagai tablet. Berterimakasihlah pada engsel jeleknya untuk kemudahan transformasi ini.

Ingin mengembalikan jadi laptop? Anda tinggal mensejajarkan sambungan yang anda dan layar akan terkunci secara otomatis. Semua ini begitu simpel, anda mungkin akan ketagihan melepas dan menyambung layar berulang ulang, seperti saya.

Engselnya cukup cerdas untuk membedakan gerakan melepas layar dan gerakan menarik lainnya. Kami melakukan banyak jenis tarikan pada layar dan ia tetap terkunci dengan rapat.

Satu masalah yang ada adalah: lensa kamera berada di pojok kiri atas layar, dimana mayoritas orang (tangan kanan) akan memegang untuk melepas layar. Ini menyebabkan lensa sering berminyak dan kotor.

Baca: Jenis-jenis komputer dari awal kemunculannya


Bobot

port acer aspire 11 v

Dengan bobot 1.46 kg, aspire ini bukan laptop kelas bulu. Bahkan, ia termasuk laptop yang cukup berat dikelasnya. HP Spectre x2 hanya berbobot 1.22 kg, dan Asus Transformer Book TP 200SA hanya 1.18 kg, dan mereka memiliki ukuran yang mirip dengan Aspire Switch 11 V.

Sebagian besar bobot 11 V ada di layarnya, sehingga memegang tablet dengan satu tangan tidak terasa nyaman, kecuali anda atlit basket.

Sayangnya, penggunaan laptop diatas pangkuan juga tidak nyaman. Ia bersandar di engselnya, dan layarnya yang berat mengakibatkan laptop ini sering terbalik ketika anda melepas tangan dari keyboard.


Irit layar

acer aspire 11 v

Layar 11.6 inci nya berada didalam panel berukuran 13.75 inci. Kami menduga Acer ingin memberi banyak ruang untuk anda ketika memegangnya sebagai tablet.

Meskipun panel di layar agak berlebihan, secara keseluruhan desainnya bagus. Di resolusi 1080p, layarnya cukup jelas untuk dilihat dari berbagai sudut. Touchscreen nya merespon dengan baik setiap sentuhan anda, seperti di semua smartphone kelas atas. Layarnya juga cukup terang, tapi jangan gunakan dengan ketika ada lampu dibelakang anda, karena pantulannya akan mengganggu.

Layar dari laptop 7 juta-an ini juga dilengkapi dengan fitur tambahan (yang dapat diaktifkan di Quick Access) seperti adaptive brightness dan LumiFlex. Aplikasi ini secara otomatis mengatur brightness dan saturasi warna, tergantung kondisi lingkungan.


Baterai

Sayangnya, 11 V ini boros daya. Ia hanya bertahan selama 3 jam 38 menit di PCMark 8 Battery Life Test. Kami juga mengetes untuk nonton film, dengan brightness dan speaker 50%, ia hanya bertahan 2 jam 51 menit. Laptop ini bisa anda gunakan untuk memainkan game-game pc ringan, namun tidak untuk game yang membutuhkan banyak sumber daya.

Meskipun menggunakan chip Broadwell yang seharusnya efisien, layar laptop ini menjadi panas setelah penggunaan lama. Untungnya, bagian dasarnya tidak menjadi panas sama sekali.

Ashya Ravika

Pengguna Macbook dan Windows serta kreator konten profesional di Tokopedia, Kompas, Zenius, Asmaraku, hingga Hijup. Perkenalannya di dunia komputer personal dimulai dengan memiliki laptop Axioo, kemudian menjadi pengguna berbagai jenis merek laptop mulai dari Acer, Asus, Lenovo, hingga Macbook. Disamping keterlibatannya di industri digital, Ashya juga menempuh pendidikan sarjana di Universitas Katolik Parahyangan.

Subscribe
Notify of
guest
3 Komentar
Terpopuler
Terbaru Terlama
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar