15 Chipset Terbaik untuk Main Game di 2024
Smartphone adalah kebutuhan primer semua orang. Di antara orang-orang ini, ada yang cukup memperhatikan kemampuan dan performa dari smartphone-nya. Mungkin kamu salah satunya?
Nah, secara umum hal yang cukup menentukan kemampuan dari sebuah smartphone adalah chipset didalamnya. Perlu diketahui pula bahwa saat ini banyak sekali chipset yang tersedia dan digunakan di berbagai smartphone.
Perlukah Mempertimbangkan Chipset?
Ketika kamu membeli gadget baru, seperti smartphone atau laptop, kamu pasti sering mendengar istilah chipset. Tapi, seberapa penting sih sebenarnya mempertimbangkan chipset dalam memilih perangkat? Sebenarnya, chipset itu seperti otak dari gadget kamu. Dia yang mengatur bagaimana perangkat bekerja dan memproses semua data yang masuk. Jadi, kalau chipset-nya keren, performa gadget kamu juga bakal lebih maksimal.
Misalnya, kalau kamu suka main game atau pakai aplikasi berat, chipset yang lebih canggih bisa bikin pengalaman kamu lebih lancar tanpa lag. Selain itu, chipset yang terbaru juga biasanya lebih efisien dalam penggunaan baterai, jadi gadget kamu bisa bertahan lebih lama. Tapi, bukan berarti kamu harus selalu memilih chipset yang paling mahal. Kamu cuma perlu menyesuaikan chipset dengan kebutuhan kamu sehari-hari. (Cek Exynos vs Snapdragon)
Lalu apa saja chipset terbaik di tahun 2024?
1. Apple A15 Bionic
- Seri: Apple A-Series
- CPU: Hexa-core (2×223 MHz Avalanche, 4x 1820 MHz Blizzard)
- GPU: Apple A15 GPU 5-core 1200 MHz
- Memori: LPDDR4X 8 GB 4266 MHz
- AnTuTu: 805832
- Perangkat: iPhone 13 Pro Max, iPhone 13, iPhone 13 Pro, iPhone 13 Mini, iPhone SE 2022
Diluncurkan pada September 2021, chipset keluaran Apple yang satu ini sukses menjadi chipset terbaik dan paling efisien saat ini. Chipset ini adalah otak dari iPhone 13, iPhone 13 Pro, dan beberapa model lainnya. Dibuat dengan teknologi 5nm yang super canggih, A15 Bionic punya performa yang sangat mengesankan. Berkat arsitektur 6-core CPU dan 5-core GPU, semua aplikasi dan game yang kamu mainkan bakal terasa mulus banget, bahkan untuk yang paling berat sekalipun. Kamu bisa main game dengan grafik tinggi, multitasking antara berbagai aplikasi, dan masih bisa menikmati performa yang cepat dan responsif.
Selain itu, A15 Bionic juga dilengkapi dengan Neural Engine 16-core yang bikin AI dan machine learning di iPhone kamu jadi lebih pintar. Ini berarti fitur-fitur seperti fotografi computational dan pengenalan wajah bisa bekerja dengan lebih baik. Ditambah lagi, chipset ini juga lebih hemat energi, jadi baterai iPhone kamu bisa bertahan lebih lama.
2. MediaTek Dimensity 9000
- Seri: Mediatek
- CPU: Octa-core 3050 MHz (Cortex X2 1x 3.05 GHz, Cortex A710 3x 2.85 GHz, Cortex A510 4x 1.8 GHz)
- GPU: Mali G710 850 MHz
- Memori: LPDDR5X 3850 MHz
- AnTuTu: 1029639
- Perangkat: OnePlus 10R, OnePlus Nord 3, OPPO Find X5 Pro Dimensity Edition, Realme GT Neo 3T, Vivo X80, Xiaomi 12T, Xiaomi Redmi K50 Gaming, Xiaomi Redmi K50 Pro
Membuat debutnya di bulan Maret tahun 2022, Mediatek Dimensity 9000 langsung mengguncang dunia per-smartphone-an. Chipset flagship yang sebelumnya hanya ada pada perangkat-perangkat purwarupa (prototype), saat ini sudah bisa digunakan secara masal.
Chipset ini dibangun dengan teknologi 4nm terbaru, yang bikin kinerjanya lebih cepat dan efisien. Dengan prosesor octa-core yang terdiri dari satu core Cortex-X2 super cepat, tiga core Cortex-A710, dan empat core Cortex-A510, Dimensity 9000 siap menghandle segala aktivitas kamu, mulai dari gaming berat sampai multitasking tanpa bikin lag.
Nggak cuma performa, Dimensity 9000 juga dilengkapi dengan GPU ARM Mali-G710 yang bikin grafis game dan video jadi lebih halus dan detail. Plus, ada dukungan untuk koneksi 5G, jadi kamu bisa menikmati internet super cepat di mana pun.
3. Apple A14 Bionic
- Seri: Apple A-Series
- CPU: Hexa core (2x 3.1 GHz Firestorm, 4x 1.8 GHz Icestorm)
- GPU: Apple GPU 4-core
- Memori: LPDDR4X
- AnTuTu: 734274
- Perangkat: iPhoone 12, iPhone 12 Pro, iPhone 12 Pro Max. iPhone 12 Mini
Apple A15 Bionic memang versi yang lebih efisien dari Apple A14 Bionic. Namun dari sisi performa, hampir tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan antara kedua chipset tersebut.
Apple A14 Bionic dipakai di iPhone 12 series dan juga iPad Air generasi terbaru. Jadi, kalau kamu pakai salah satu dari mereka, kamu udah bisa dibilang punya mesin canggih di genggaman tangan. A14 Bionic ini punya performa yang luar biasa, cocok buat kamu yang suka main game berat atau edit foto dan video di smartphone atau tablet. Dia nggak cuma cepat dalam nge-load aplikasi, tapi juga hemat baterai, jadi baterai gadget kamu bisa tahan lama meski digunakan sepanjang hari.
Sama seprti Apple A15 Bionic, chipset yang sangatlah cerdas. Firestorm akan berjalan ketika kamu membuka apps yang berat dan Icestorm akan mengambil alih saat smartphone sedang santai dan/atau apps di background.
Hal inilah yang membuatnya bisa begitu efisien dan hemat daya. Meski demikian smartphone Apple yang dibekali chipset yang satu ini hanya memiliki refresh rate maksimal di 60 Hz, alih-alih 90 Hz ke atas layaknya banyak smartphone Android masa kini.
4. Qualcomm Snapdragon 888 Plus
- Seri: Qualcomm Snapdragon
- CPU: Octa core 2995 MHz (Kyro 680 Prime 1x 2995 GHz, Kyro 680 Gold 3x 2.42 GHz, Kyro 680 Silver 4x 1.8 GHz)
- GPU: Qualcomm Adreno 660 840 MHz
- Memori: LPDDR5 24 GB 3200 MHz
- AnTuTu: 852405
- Perangkat: Asus ROG Phone 5s Pro, ZTE Nubia Red Magic 6s Pro, Vivo iQOO 9, Xiaomi Mix 4, Motorola Moto G200, Xiaomi Mi 11, Xiaomi Mi 11T Pro, Oppo Realmi GT
Bagi para sepuh pengguna Android, pastinya sudah paham betul kalau Qualcom Snapdragon seri 8 merupakan chipset terbaik yang bisa disematkan di dalam sebuah ponsel Android. Tentunya sama dengan Qualcomm Snapdragon 888 Plus ini.
Sama seperti beberapa chipset terbaik saat ini, SD 888 Plus memiliki 3 prosesor yang memiliki fungsi berbeda. Kyro 680 Prime untuk fungsi berat, Kyro 680 Gold untuk fungsi menengah, hingga Kyro 680 Silver untuk fungsi yang jauh lebih enteng.
Chipset yang satu ini pun sudah mendukung integrasi dengan modem eksternal 5G, serta sudah mendukung ponsel dengan RAM sebesar 16 GB. Pantaslah kalau SD 888 Plus disematkan ke dalam jajaran smartphone terbaik Android.
Namun salah satu kekurangan dari chipset yang satu ini adalah rentan mengalami throttling, yang membuat panas yang dihasilkan menjadi terlalu tinggi. Tidak heran kalau smartphone flagship Android dengan bodi tipis yang menggunakan chipset ini rentan sekali mengalami overheat!
5. Samsung Exynos 2200
- Seri: Samsung Exynos
- CPU: Octa core 2800 MHz (Cortex X2 1×2.8 GHz, Cortex A710 3x 2.52 GHz, Cortex A510 4x 1.82 GHz)
- GPU: Samsung Xclipse 920 1300 MHz
- Memori: LPDDR5 24 GB 3200 MHz
- AnTuTu: 971510
- Perangkat: Samsung Galaxy S22 Ultra, Samsung Galaxy S22 Plus, Samsung Galaxy S22
Hadir dengan tiga inti, Samsung Exynos 2200 sukses mencatatkan nilai tertinggi di AnTuTu Benchmarks. Dimana kesuksesan ini melanjutkan pendahulunya Samsung Exynos 2100 yang hadir di perangkat Galaxy S21.
Salah satu perbedaan penting Exynos 2200 dengan Exynos 2100 adalah GPU yang digunakan. Dimana sebelumnya Samsung menggunakan GPU Mali G78 dan di perangkat ini Samsung lebih percaya diri menggunakan Samsung Xclipse 920 1300 MHz.
GPU ini memiliki teknologi yang lebih canggih seperti advanced multi IP Governor yang mampu meningkatkan kinerja sekaligus efisiensi daya. Belum lagi fitur Ray Tracing (RT) yang sudah didukung oleh chipset yang satu ini.
Walhasil grafik yang bisa ditampilkan oleh Samsung Exynos 2200 menjadi luar biasa baik, dan bahkan sudah menyerupai konsol. Terlebih lagi CPU yang hemat daya, tentunya membuat chipset ini amat cocok digunakan bermain game dalam waktu yang lama.
6. Qualcomm Snapdragon 888
- Seri: Qualcomm Snapdragon
- CPU: Octa core 2840 MHz (Kyro 680 Prime 1x 2.84 GHz, Kyro 680 Gold 3x 2.42 GHz, Kyro 680 Silver 4x 1.8 GHz)
- GPU: Qualcomm Adreno 660 840 MHz
- Memori: LPDDR5 24 GB 3200 MHz
- AnTuTu: 852405
- Perangkat: Xiaomi Black Shark 4 Pro, Oppo Find X3 Pro, ZTE Nubia Red Magic 6 Pro, Vivo iQOO 9 SE, Oppo Realme GT 5G, Asus Zenfone 8, Oppo Find N, Sony Xperia 1 III, OnePlus 9RT
Boleh dibilang Qualcomm Snapdragon 888 merupakan versi yang lebih ‘santai’ dari SD 888 Plus. Terbukti, chipset yang satu ini digunakan oleh banyak sekali smartphone berbasis Android yang tersedia di pasaran.
Adapun arsitektur yang dimiliki oleh SD 888 serupa dengan SD 888 Plus. Dimana SD 888 memiliki Kyro 680 Prime hingga Kyro 680 Silver yang memiliki tugasnya masing-masing. Perbedaan utamanya hanyalah soal clockspeed dari chipset ini sendiri.
Tapi kalau soal performa, tentu saja SD 888 tidak kalah dari chipset lainnya. Untuk bermain game misalnya, dengan chipset ini kamu sudah bisa mencapai 83 FPS pada PUBG Mobile (Ultra), 60 FPS pada Call of Duty (Ultra), hingga 58 FPS pada game Genshin Impact (Ultra).
Tentunya sebuah capaian yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Artinya kamu yang memiliki keterbatasan budget untuk membeli ponsel dengan SD 888, bisa membeli ponsel yang dibekali chipset ini kok. Karena perbedaan performanya yang tidak terlalu signifikan.
7. MediaTek Dimensity 8100
- Seri: Mediatek
- CPU: Octa-core 2850 MHz (Cortex A78 4x 2.85 GHz, Cortex A55 4x 2.0 GHz)
- GPU: Mali G610
- Memori: LPDDR5 3200 MHz
- AnTuTu: 787901
- Perangkat: Xiaomi Redmi K50, Oppo Realme GT Neo 3
Pertama kali diperkenalkan pada Maret 2022, Mediatek Dimensity 8100 langsung memberikan kejutan. Dimana chipset yang satu ini sanggup mengalahkan Snapdragon 8 Gen 1 dari sisi skor benchmark yang ada.
Menariknya Mediatek Dimensity 8100 hadir percaya diri meski belum memiliki fabrikasi 4 nm. Terbukti dari pengujian didapatkan skor multi-core yang lebih tinggi ketimbang SD 8 Gen 1, meski masih kalah ketimbang SD 888.
Akan tetapi efisiensi daya yang dimiliki oleh Dimensity 8100 ini luar biasa baik, dimana saat pengujian Dimensity 8100 hanya mengonsumsi daya 6,9 W (multi core) dan 2,4 W (single-core). Atau dengan kata lain chipset ini hadir untuk smartphone yang jauh lebih hemat baterai tanpa mengurangi performa.
Pada akhirnya Mediatek Dimensity 8100 menurut kami akan membuat dominasi pemain besar dengan flagship yang mahal sedikit terganggu. Dimana dengan menggunakan chipset ini, bukan tidak mungkin ke depannya akan banyak smartphone yang menjajakan flagship dengan harga yang sangat murah.
Ataukah justru, kehadiran Dimensity 8100 akan menaikkan kualitas smartphone secara umum? Kita lihat saja!
8. Google Tensor
- Seri: Mediatek
- CPU: Octa-core 2800 MHz (Cortex X1 2x 2.8 GHz, Cortex A76 2x 2.25 GHz, Cortex A55 4x 1.8 GHz)
- GPU: Mali G78 MP20
- Memori: LPDDR5 3200 MHz
- AnTuTu: 728698
- Perangkat: Google Pixel 6, Google Pixel 6 Pro
Hadir sebagai chipset pertama buatan Google, Google Tensor mampu merangsek masuk ke jajaran atas chipset terbaik saat ini. Meski demikian Google sendiri mengklaim kalau Google Tensor berfokus kepada enhanced imaging dan machine learning.
Dengan kata lain, kamu tidak bisa berekspektasi terlalu tinggi soal tenaga yang akan dihadirkan oleh Google Tensor. Melainkan kapabilitas serta efisiensi tinggi yang hadir untuk tugas-tugas harian yang bisa dilakukan oleh Google Pixel.
Meski demikian Google Tensor tetap boleh diadu dengan chipset yang ada di masa sekarang, terlebih dengan Exynos 2100 yang disematkan pada Samsung Galaxy S21. Boleh dikatakan keduanya sangat mirip dari segi arsitektur dan performa.
Adapun kekurangan Google Tensor yang cukup nyata adalah GPU Mali G78 MP20 yang bisa dibilang masih inferior dibandingkan GPU yang ada di tahun 2022 ini. Sebut saja Adreno 660 yang digunakan Snapdragon 888 misalnya.
9. Hisilicon Kirin 9000
- Seri: HiSilicon Kirin
- CPU: Octa-core 3130 MHz (Cortex A77 1x 3.13 GHz, Cortex A77 3x 2.54 GHz, Cortex A55 4x 2.05 GHz)
- GPU: Mali G78 MP24
- Memori: LPDDR5 2750 MHz
- AnTuTu: 769517
- Perangkat: Huawei Mate 40 Pro Plus, Huawei Mate 40, Huawei P50, Huawei P50 Plus
Dirilis di tahun 2020, HiSilicon Kirin 9000 masih menjadi salah satu pesaing kuat bagi banyak chipset yang dirilis di tahun ini. Bahkan skor AnTuTu yang didapatkan oleh Kirin 9000 masuk ke dalam jajaran 10 besar.
Dari segi performa, HiSilicon Kirin 9000 bisa dibilang cukup baik dengan efisiensi daya yang tinggi. Menggunakan arsitektur yang unik dimana Kirin 9000 membagi 4 core untuk Cortex A77 (1 core + 3 core) dan 4 core untuk Cortex A55.
Meski demikian kamu bisa memanfaatkan mode performa bila menggunakan Huawei Mate 40 Pro. Secara performa smartphone ini tentu akan langsung melonjak, namun secara efisiensi daya akan berkurang jauh sekali.
Akan tetapi perlu diingat, dimana Huawei saat ini sudah tidak mendapatkan layanan resmi dari Google. Artinya kamu yang ingin menikmati chipset ini, harus rela tidak menggunakan layanan apapun dari Google. Sangat disayangkan ya?
10. Samsung Exynos 2100
- Seri: Samsung Exynos
- CPU: Octa core 2800 MHz (Cortex X1 1×2.9 GHz, Cortex A78 3x 2.8 GHz, Cortex A55 4x 2.2 GHz)
- GPU: Mali G78 MP14
- Memori: LPDDR5 16 GB 3200 MHz
- AnTuTu: 748206
- Perangkat: Samsung Galaxy S21 Ultra, Samsung Galaxy S21 Plus, Samsung Galaxy S21
Merupakan pendahulu Exynos 2200, chipset yang satu ini sebenarnya jauh lebih inferior ketimbang saudaranya tersebut. Meski demikian, bila dibandingkan dengan chipset Android lainnya kemampuan masih sangat bisa diandalkan.
Terlebih lagi dari segi penggunaan sebenarnya, secara performa Exynos 2100 bahkan bisa dikatakan mendekati Qualcomm Snapdragon 888. Apalagi secara arsitektur CPU keduanya bisa dikatakan cukup seragam.
Perbedaan Exynos 2100 dengan Exynos 2200 dan SD 888 adalah GPU yang digunakan. Dimana Exynos 2100 masih menggunakan GPU Mali G78 MP14 yang secara performa masih di bawah Adreno 660 milik SD 888 dan Samsung Xclipse 920 milik Exynos 2200.
Dari segi efisiensi daya pun chipset ini masih kalah ketimbang Exynos 2200, meski unggul bila dibandingkan dengan SD 888. Nah, dari review singkat ini mungkin kamu sendiri bisa menyimpulkan apakah Samsung Galaxy S21 masih layak untuk dibeli atau tidak. Menurut kami sih, jelas masih!
11. Qualcomm Snapdragon 870
- Seri: Qualcomm Snapdragon
- CPU: Octa core 3200 MHz (Kyro 585 Prime 1x 3.2 GHz, Kyro 585 Gold 3x 2.42 GHz, Kyro 585 Silver 4x 1.8 GHz)
- GPU: Qualcomm Adreno 650 675 MHz
- Memori: LPDDR5 16 GB 2750 MHz
- AnTuTu: 699490
- Perangkat: List HP Snapdragon 870
Diluncurkan pada bulan Januari 2021, Qualcomm Snapdragon 870 merupakan salah satu chipset terbaik yang bisa didapatkan di smartphone Android dengan harga yang masih relatif murah, ketimbang beberapa chipset di atas.
Chipset ini begitu menarik, menigngat SD 870 merupkan versi yang lebih teroptimalisasi dari SD 865 yang sudah sangat powerful. Artinya SD 870 bisa mempertahankan efisiensi daya sehingga lebih hemat baterai ketimbang SD 865.
Berbeda dengan SD 888 yang menggunakan GPU Adreno 660, SD 870 masih menggunakan Adreno 650 yang secara performa tidak jauh berbeda dengan Adreno 660. Akan tetapi dari segi harga, Adreno 650 jauh unggul ketimbang saudaranya tersebut.
Artinya bisa disimpulkan kalau smartphone dengan chipset SD 870 merupakan salah satu pilihan terbaik bagi kamu yang memiliki budget Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Salah satu contohnya adalah Xiaomi Poco F3 yang terbaik di rentang harga ini.
12. Apple A13 Bionic
- Seri: Apple A-Series
- CPU: Hexa core (2x 2.66 GHz Lightning, 2x 1.6 GHz Thunder)
- GPU: Apple A13 Bionic GPU 4-core
- Memori: LPDDR4X 4GB
- AnTuTu: 615417
- Perangkat: iPhone 11, iPhone 11 Pro, iPhone 11 Pro Max. iPhone SE 2020
Percayalah bahwa Apple iPhone 11 merupakan salah satu perangkat yang masih bisa kamu andalkan hingga kini. Hal ini berkat kapabilitas Apple A13 Bionic dengan 6-core yang begitu tinggi, sehingga performanya masih bisa diandalkan bahkan di tahun 2022.
Meski demikian memang perlu digaris bawahi, dimana Apple A13 Bionic memiliki performa yang jauh di bawah Apple A14 Bionic. Dibandingkan dengan peningkatan Apple A14 Bionic ke Apple A15 Bionic yang tipis.
Tapi dibandingkan dengan chipset yang ada saat ini, Apple A13 tergolong superior dengan skor AnTuTu maisih lebih tinggi ketimbang 81% smartphone yang tersedia di pasaran saat ini. Tentu saja hal ini merupakan hal yang membanggakan, apalagi bagi para pemilik iPhone 11.
Untuk bermain game pun, Apple A13 Bionic masih sangat bisa diandalkan di tahun 2022 ini. Tercatat dari beberapa hasil berikut, PUBG Mobile Ultra 57 FPS, Call of Duty Mobile Ultra 60 FPS, Fortnite High 60 FPS, hingga Genshin Impact Ultra 59 FPS. Tentu bukan hasil yang patut diremehkan!
Pada akhirnya jajaran iPhone 11 termasuk smartphone yang menurut kami amat layak dibeli di tahun 2022 ini. Mengingat harganya yang sudah cukup jatuh, namun performanya masih bisa mengalahkan banyak ponsel di tahun 2022 ini.
13. Samsung Exynos 1080
- Seri: Samsung Exynos
- CPU: Octa core 2800 MHz (Cortex A78 1×2.8 GHz, Cortex A78 3x 2.6 GHz, Cortex A55 4x 2.0 GHz)
- GPU: Mali G78 MP10
- Memori: LPDDR5 8 GB 2750 MHz
- AnTuTu: 707280
- Perangkat: Vivo X60, Vivo X60 Pro, Vivo X70 Pro, Vivo X70t, Vivo S15e
Dirilis di awal tahun 2020, Samsung Exynos 1080 masih menjadi salah satu pilihan chipset terbaik di tahun 2022 ini. Meski demikian perlu diingat bahwa Samsung Exynos 1080 tergolong ke dalam chipset sub-flagship.
Perbedaan chipset-chipset di kelas ini dengan chipset di kelas flagship adalah soal efisiensi daya. Bila dibandingkan dengan SD 888 dan bahkan SD 865, maka Exynos 1080 masih sanggup mendekatinya dari segi kemampuan.
Akan tetapi chipset yang satu ini bisa dikatakan kurang efisien dibandingkan dengan kedua chipset tersebut. Artinya pada titik tertentu penggunaan daya Samsung Exynos 1080 akan jauh lebih boros ketimbang SD 888 dan SD 865.
Meski demikian Samsung Exynos 1080 masih menjadi pilihan yang tepat untuk para pemain game. Dengan chipset yang satu ini kamu masih bisa bermain game berat dengan refresh rate yang tinggi, meski sesekali terjadi thermal throttling yang membuat performa nge-drop.
14. Qualcomm Snapdragon 865 Plus
- Seri: Qualcomm Snapdragon
- CPU: Octa core 3100 MHz (Kyro 585 Prime 1x 3.1 GHz, Kyro 585 Gold 3x 2.42 GHz, Kyro 585 Silver 4x 1.8 GHz)
- GPU: Qualcomm Adreno 645 675 MHz
- Memori: LPDDR5 16 GB 2750 MHz
- AnTuTu: 715302
- Perangkat: Asus Zenfone 7 Pro, Asus ROG Phone 3, Samsung Galaxy Z Fold 2, Samsung Galaxy Note 20, Samsung Galaxy Note 20 Ultra, Lenovo Legion Phone Duel
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Qualcomm Snapdragon 865+ merupakan penyempurnaan dari chipset Qualcomm Snapdragon 865 yang populer pada masanya. Artinya smartphone dengan chipset satu ini secara power memiliki peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan smartphone SD 865 yang dirilis di tahun 2019.
Beberapa fitur yang terdapat dalam SD 865+ diantaranya adalah Snapdragon Elite Gaming yang terdiri atas Desktop Forward Rendering, Game Color Plus v2.0, dan Game Smoother. Seluruhnya bisa membuat tampilan game jauh lebih menarik.
Dibandingkan degnan SD 865 CPU Kyro 585 Prime memiliki 10% peningkatan clockspeed. Adapun GPU Adreno 650 yang dimiliki SD 865+ memiliki peningkatan 10% untuk rendering gambar. Artinya dengan harga yang berbeda tipis ketimbang smartphone dengan SD 865, SD 865+ sudah mampu memberikan performa yang jauh lebih tinggi.
Sebaliknya, bila dibandingkan dengan smartphone yang sudah menggunakan SD 870, bisa dikatakan SD 865+ masih kalah unggul. Padahal ada beberapa merk yang menggunakan SD 870, memiliki harga yang lebih murah ketimbang smartphone dengan SD 865.
15. MediaTek Dimensity 1200
- Seri: Mediatek
- CPU: Octa-core 2850 MHz (Cortex A78 1x 3.0 GHz, Cortex A78 3x 2.6 GHz, Cortex A55 4x 2.0 GHz)
- GPU: Mali G77 MC9 850 MHz
- Memori: LPDDR4X 4266 MHz
- AnTuTu: 673863
- Perangkat: Oppo Realmi GT Neo 2T, Xiaomi Redmi K40 Gaming, Vivo X70 Pro, Oppo Reno 6 Pro 5G, Oppo Realme X7 Max, Vivo X70, OnePlus Nord 2 5G, Xiaomi 11T, Vivo V23 Pro
Sama seperti chipset Mediatek Dimensity lainnya, dimana chipset ini juga sukses menjadi salah satu chipset sejuta umat. Alias banyak digunakan oleh smartphone, khususnya yang berada di keals sub-flagship.
Meski demikian konfigurasi octa-core yang dimiliki DImensity 1200 yang dikombinasikan dengan GPU Mali G77 membuat performanya meningkat tajam. Apalagi perlu diketahui pula bawah Mali G77 merupakan GPU langganan smartphone flagship.
Menariknya meski berlabel sub-flagship dan memiliki GPU berat, Mediatek sukses membuat CPU yang relatif stabil. Bahkan chipset Mediatek Dimensity 1200 jarang dilaporkan mengalami thermal throttling yang membuat performa turun di tengah-tengah permainan.
Terakhir, salah satu pertimbangan mengapa kamu bisa memilih smartphone dengan chipset ini adalah dari sisi harga. Banyak smartphone dari Tiongkok menjadi langganan chipset yang satu ini, berkat harganya yang murah.
Nah, itu dia chipset terbaik untuk main game. Jadi, kamu mau pilih yang mana?