Apa itu ChatGPT? Apa Gunanya?

Mendadak populer, kita pastinya penasaran apa itu ChatGPT, gimana cara kerjanya, apa potensinya, siapa pemiliknya, dan lain-lain.

Jadi intinya ChatGPT adalah sebuah chatbot yang dikembangkan oleh perusahaan riset kecerdasan buatan, OpenAI. Chatbot ini menggunakan teknologi GPT (Generative Pre-training Transformer) yang memungkinkan chatbot untuk melakukan banyak tugas dengan sangat baik, termasuk menulis teks yang terlihat seperti ditulis oleh manusia. Artikel ini misalnya!

Sebelum masuk ke penjelasan rumit dan mendalam seputar ChatGPT, yuk kita bahas soal perusahan induknya dulu yaitu OpenAI.


Apa itu OpenAI

OpenAI adalah sebuah perusahaan riset yang didirikan pada tahun 2015 oleh sekelompok ilmuwan dan entrepreneur, termasuk Elon Musk, Sam Altman, Greg Brockman, Ilya Sutskever, Wojciech Zaremba, dan John Schulman.

Tujuan perusahaan ini adalah untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk meningkatkan kehidupan manusia.

Salah satu produk OpenAI yang terkenal adalah GPT (Generative Pre-training Transformer), yaitu sebuah model kecerdasan buatan yang dapat dipelajari untuk melakukan banyak tugas dengan sangat baik, termasuk menulis teks yang terlihat seperti ditulis oleh manusia.

GPT telah mendapat perhatian besar di kalangan peneliti dan industri, dan telah digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk chatbot dan sistem rekomendasi.


Siapa Investor OpenAI?

Investor utama OpenAI termasuk Sam Altman, Greg Brockman, Elon Musk, Reid Hoffman, Peter Thiel, dan Jessica Livingston. Perusahaan ini telah mendapat dukungan finansial dari berbagai sumber, termasuk dari perusahaan teknologi dan investor venture capital.

OpenAI juga telah menerima dana dari lembaga pendanaan seperti Pentagon’s Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dan National Science Foundation (NSF).


Jadi Apa Itu ChatGPT?

OpenAI ChatGPT adalah sebuah sistem yang dibuat oleh OpenAI, sebuah lembaga riset yang memfokuskan diri pada teknologi AI. Sistem ini diciptakan menggunakan teknik machine learning yang disebut transformer, yang memungkinkan sistem untuk cepat dan akurat mempelajari dan menganalisis bahasa.

OpenAI ChatGPT bisa digunakan untuk banyak hal, seperti mengubah teks menjadi suara yang realistis, membantu orang menulis teks dengan lebih efisien, atau bahkan membantu orang menjawab pertanyaan yang ditanyakan kepada mereka.

Sistem ini juga bisa dipakai untuk memprediksi apa yang akan dikatakan seseorang selanjutnya dalam percakapan, atau membantu orang menyusun kalimat yang tepat sesuai dengan konteksnya.

OpenAI ChatGPT memiliki kemampuan luar biasa dalam memahami bahasa, terutama dalam mengenali pola-pola yang ada dalam bahasa manusia. Hal ini membuat sistem ini bisa menghasilkan teks yang sangat mirip dengan bahasa yang digunakan oleh orang-orang, sehingga mudah dipahami oleh manusia.

Sistem ini juga bisa mengenali konteks dari percakapan atau teks, sehingga bisa memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan konteks tersebut.

OpenAI ChatGPT juga memiliki kemampuan luar biasa dalam cepat mempelajari bahasa baru. Hal ini memungkinkan sistem ini bisa dipakai dalam banyak bahasa, bukan hanya bahasa Inggris saja. Jadi, sistem ini bisa dipakai oleh orang-orang di seluruh dunia untuk membantu mereka mengolah teks dan berkomunikasi dengan orang lain dengan lebih efisien.

OpenAI ChatGPT menjadi salah satu alat yang paling berguna bagi orang-orang yang mau memahami dan mengolah teks dengan lebih efisien.

Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam memahami bahasa, sistem ini bisa memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan konteks percakapan atau teks yang diberikan, sehingga memudahkan orang untuk memahami dan mengolah teks tersebut.

OpenAI ChatGPT juga menjadi salah satu sistem bahasa yang paling populer di kalangan pengguna internet, terutama di platform-platform chatting seperti Discord, Slack, atau Telegram.

Sistem ini sering dipakai untuk membantu orang menjawab pertanyaan yang ditanyakan kepada mereka, atau memprediksi apa yang akan dikatakan seseorang selanjutnya dalam percakapan.

Jadi, OpenAI ChatGPT menjadi salah satu alat yang paling berguna bagi orang-orang yang mau berkomunikasi dengan lebih efisien dan cepat.

Tetapi seperti teknologi AI lainnya, OpenAI ChatGPT juga punya kelemahan. Salah satu kelemahan utamanya adalah masih ada kesalahan dalam mengolah teks, terutama dalam konteks yang lebih kompleks atau tidak biasa.

Hal ini disebabkan karena sistem ini masih butuh data yang cukup banyak untuk bisa mempelajari dan memahami konteks tersebut dengan lebih baik. Tetapi kelemahan ini diharapkan bisa diatasi dengan semakin banyaknya data yang tersedia, sehingga sistem ini akan terus meningkatkan kemampuannya dalam mengolah teks.

Secara keseluruhan, OpenAI ChatGPT adalah salah satu sistem bahasa terbaik yang pernah dibuat, dan telah membantu banyak orang memahami dan mengolah teks dengan lebih efisien.

Meski masih punya kelemahan, sistem ini diharapkan akan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami bahasa manusia, sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi penggunanya di masa yang akan datang.


Apa Limitasi ChatGPT?

ChatGPT sangat cerdas, namun seperti model bahasa lainnya, ChatGPT juga memiliki beberapa batasan dan kelemahan.

Salah satu kelemahan terbesar ChatGPT adalah bahwa ia tidak selalu dapat memahami konteks atau makna sebuah pertanyaan dengan benar. Hal ini dapat menyebabkan ChatGPT memberikan jawaban yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pengguna.

Selain itu, ChatGPT juga tidak dapat mengetahui apakah jawaban yang diberikannya benar atau tidak. Jika seseorang mengajukan pertanyaan yang salah atau tidak tepat, ChatGPT mungkin akan memberikan jawaban yang salah juga. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk selalu memeriksa kebenaran jawaban yang diberikan ChatGPT sebelum menggunakannya.

Di samping itu, ChatGPT juga tidak dapat mengontrol apa yang dikatakannya. Jika seseorang mengajukan pertanyaan yang tidak sopan atau tidak pantas, ChatGPT mungkin akan memberikan jawaban yang tidak sopan atau tidak pantas juga. Pengguna harus selalu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan ChatGPT dan tidak boleh mengajukan pertanyaan yang tidak pantas atau tidak sesuai.

Secara keseluruhan, ChatGPT dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk menjawab pertanyaan dan membantu dalam berbagai situasi. Namun, penting bagi pengguna untuk memahami batasan dan kelemahan ChatGPT dan selalu berhati-hati dalam menggunakannya.


Apa Resiko AI dan Machine Learning di Masa Mendatang?

Machine learning dan teknologi AI (Artificial Intelligence) telah memberikan banyak kemajuan dan keuntungan bagi kehidupan manusia. Namun, seperti teknologi lainnya, machine learning dan AI juga memiliki beberapa risiko dan kekhawatiran yang harus dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa bahaya yang mungkin timbul dari teknologi ini di masa mendatang:

  1. Penggantian pekerjaan: Ada kekhawatiran bahwa teknologi machine learning dan AI akan menggantikan pekerjaan manusia di berbagai industri, terutama di bidang yang membutuhkan kemampuan mengoperasikan mesin atau menjalankan tugas-tugas yang sederhana. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan lapangan kerja dan masalah sosial lainnya.
  2. Bias dalam data: Machine learning dan AI sangat bergantung pada data yang digunakan untuk melatih model. Jika data yang digunakan tidak representative atau tidak akurat, model yang dihasilkan dapat terdistorsi atau tidak akurat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dan diskriminasi dalam berbagai situasi.
  3. Kekhawatiran privasi: Penggunaan teknologi machine learning dan AI seringkali melibatkan pengumpulan dan pemanfaatan data pribadi. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran privasi dan memunculkan isu-isu etika dalam penggunaan dan pengelolaan data tersebut.
  4. Kekuatan yang tidak terkendali: Ada kekhawatiran bahwa teknologi machine learning dan AI akan terus berkembang dengan cepat, dan mungkin akan mencapai tingkat kecerdasan yang melebihi manusia. Hal ini dapat menyebabkan risiko yang tidak dapat diantisipasi atau dipertahankan oleh manusia.

Untuk mengurangi risiko-risiko ini, perlu adanya pengawasan dan regulasi yang tepat serta tanggung jawab etis dari pengembang dan pengguna teknologi ini. Selain itu, penting juga untuk terus meninjau dan memperbarui standar dan praktik terkait dengan penggunaan teknologi machine learning dan AI.

Dimas Bimawan

Teknisi laptop dan komputer sejak 2008. Perkenalannya dengan komputer dimulai dari ketertarikannya mempelajari cara kerja setiap komponen di dalam desktop PC, dan sejak saat itu overclocking hingga reparasi komputer & laptop menjadi kegiatan sehari-harinya. Beberapa jenis laptop yang pernah menjadi gear hariannya antara lain Toshiba Satellite, Razer Blade, Macbook Air, Macbook Pro, Acer Aspire, Dell Inspiron, HP Spectre, hingga IBM Thinkpad. Di luar dunia pertukangan komputer, Dimas adalah sarjana fisika dari Institut Teknologi Bandung yang pernah bekerja dengan Alterra Indonesia, Mobile Premier League, Lifepal, Perusahaan Gas Negara, dan KliknClean.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar