Review Asus ProArt Studiobook Pro 17

Salah satu laptop yang paling mahal yang bisa kamu beli adalah laptop di kelas powerstation ataupun laptop-laptop yang biasanya digunakan oleh para professional. Laptop-laptop di kelas ini bahkan diketahui ada yang menyentuh angka ratusan juta rupiah, lho!

Hal ini sebenarnya tidak mengherankan, karena memang laptop semacam ini sengaja dibuat dengan tujuan untuk bekerja. Sehingga harga yang mahal biasanya akan sepadan dengan hasil yang didapatkan dari laptop jenis ini.

Salah satu laptop khusus untuk professional yang menurut kami worth it untuk dibeli adalah Asus ProArt Studiobook Pro 17 (2020). Bicara duit, pastinya harga laptop Asus ini menyentuh langit, tapi dari segi performa laptop ini boleh dibilang terbaik di kelasnya!


Spesifikasi Umum

  • CPU: Intel Xeon E-2276M 6 core (2.80 GHz turbo up to 4.70 GHz)
  • Memori: RAM 64 GB DDR4 2666 MHz SO-DIMM x2
  • Kapasitas: 1 TB SSD NVMe M.2 PCIe
  • GPU: NVIDIA Quadro RTX 3000 Max-Q 6 GB GDDR6 VRAM
  • Layar: 17 inch LED backlit WUXGA FHD (1920×1200)
  • Port: 1x USB-C 3.1 Gen 2 (Thunderbolt 3), HDMI 2.0b, 3x USB-A 3.1 Gen 2, audio combo, SD Card, Kensington Lock
  • Dimensi: 382 x 286 x 18,4 mm
  • Bobot: 2,39 kg + adapter 463 gram

Kelebihan Kemampuan mumpuni, desain elegan, layar ciamik

Kekurangan Harga mahal, daya tahan baterai rata-rata, kualitas webcam kurang baik


Harga dan Ketersediaan

Asus-ProArt-Studiobook-Pro-17-cover
laptop seharga motor

Nominal yang harus kamu keluarkan untuk membawa pulang salah satu laptop Asus terbaru ini memang fantastis, yakni mencapai Rp 45.499.000,- Harga yang mungkin akan membuat sebagian dari kamu kaget dan bertanya-tanya mengapa ada orang yang mau membeli laptop seharga motor ini.

Tapi harga yang ditawarkan ini tidak begitu mengherankan, khususnya bagi para professional yang memang membutuhkannya. Mulai dari arsitek, developer website dan aplikasi, hingga bagi para content creator.

Toh dengan laptop ini mereka bekerja, dan seharusnya dalam waktu yang bisa dikalkulasi maka jumlah uang yang mereka keluarkan untuk membeli sebuah Asus ProArt Studiobook Pro 17 ini bisa kembali.

Untuk kamu yang memiliki uang lebih maka kamu bisa membeli Asus ProArt Studiobook Pro X yang dibanderol dengan harga Rp 88.000.000,- hingga Rp 176.000.000,- yang memiliki NVIDIA Quadro RTX 6000!

Adapun untuk SKU ProArt Studiobook Pro 17 ini, memiliki rentang harga mulai dari Rp 35.200.000,- hingga Rp 55.000.000,- Harga yang memang tergolong tinggi untuk sebuah laptop, tapi tidak untuk sebuah mobile workstation.


Desain

Asus-ProArt-Studiobook-Pro-17-desain
magnesium alloy

Saat pertama kali mendengar Asus ProArt Studiobook Pro 17, salah satu hal yang kami bayangkan adalah mobile workstation yang memiliki performa yang sangat tinggi. Namun memiliki desain yang simpel namun elegan.

StudioBook memang merupakan salah satu line up terbaru yang dimiliki oleh Asus, dan nampaknya asus memutuskan untuk membuat desain yang tidak terlalu mencolok atau dengan aksen-aksen yang terlalu tegas.

Alih-alih Asus menawarkan desain yang sederhana namun sangat elegan, dengan pilihan warna Star Grey dan Turqoise Grey. Lagi-lagi pilihan warna yang tidak memberikan kesan strong, namun sangat elegan.

Sasis yang dimiliki oleh laptop ini pun diberikan sentuhan tekstur, pun di bagian palmrest nya. Kami cukup senang dengan hal ini, karena sentuhan tekstur yang diberikan oleh Asus membuat sidik jari kami tidak mudah menempel pada body laptop.

Selain itu build quality dari laptop ini pun tergolong sangat baik, dengan bahan baku Magnesium Alloy. Namun memang laptop ini masih memiliki sedikit flexing atau kelenturan ketika coba dipegang di kedua sisinya.

Selain itu dengan performa nya yang begitu tinggi, tidak heran kalau laptop ini memiliki bobot sekitar 2,39 kg dan dengan ukuran 382 mm x 286 mm x 18,4 mm. Tentu saja dengan ukuran semacam ini, Asus ProArt Studiobook Pro 17 bukanlah laptop yang bisa kamu letakkan di pangkuanmu.

Meski demikian jujur saja, ukuran serta bobot yang ditawarkan oleh Asus ProArt Studiobook Pro 17 sudah tergolong compact dan sangat memungkinkan untuk kamu bawa kemana-mana dengan menggunakan ransel.

Bila dibandingkan dengan beberapa pesaingnya bobot yang dimiliki oleh laptop ini boleh dikatakan sudah cukup ringan. Misalnya saja Acer ConceptD 5 CN517 dengan bobot 2,8 kg ataupun Gigabyte Aero 17 HDR XB dengan bobot sekitar 2,3 kg dan MSI WS75 9TL dengan bobot 2,7 kg.

Tapi toh memang sejatinya laptop-laptop sekelas ini sebenarnya lebih cocok dijadikan sebagai workstation yang bisa menggantikan PC di tempat kerja atau di rumahmu. Namun dengan kelebihan, bisa di bawa kemana-mana tentu saja!

Meski demikian laptop ini sudah melewati tes ketahanan standar militer MIL-STD 810G, yang berarti laptop ini tahan terhadap getaran, ketinggian, suhu, hingga kelembaban yang ekstreme sekalipun, wah wah!


Display

Asus-ProArt-Studiobook-Pro-17-layar
17-inch, FHD, 60Hz

Seakan tidak ingin ketinggalan zaman, Asus ProArt Studiobook Pro 17 hadir dengan layar FHD 16:10. Rasio 16:10 memang belum terlalu populer hingga di tahun 2020 beberapa produsen laptop mengeluarkan rasio layar ini, khususnya untuk laptop workstation dan laptop untuk desain grafis.

Salah satu hal yang perlu kami bahas di dalam bagian display ini adalah (lagi-lagi) desainnya yang cukup mewah. Bagaimana tidak, Asus seolah-olah menyelipkan layar berukuran 17 inch ke dalam sasis laptop berukuran 15 inch.

Walaupun hanya memiliki resolusi 1920 x 1200 serta refresh rate yang hanya 60 Hz, menurut kami hal in isudah lebih dari cukup untuk bermain game dan tentunya menjalankan aplikasi-aplikasi desain grafis.

Yang jelas salah satu hal terpenting sudah dipenuhi oleh Asus, dalam hal ini adalah ukuran layar yang cukup lebar (16:10) yang membuat pandangan user terhadap layar menjadi semakin luas. Sederhana namun sejatinya sangat membantu ketika bekerja.

Belum lagi kualitas output yang dimiliki oleh layar di laptop ini yang memiliki color gamut 97% DCI-P3 dengan Delta E < 1,5 yang berarti akurasi warna yang sangat tinggi. Seolah belum cukup, laptop ini pun sudah PANTONE Validated!

Kesimpulannya, baik segi desain yang sudah ber-bezel sangat tipis ataupun dari segi performa display yang dimiliki. Asus nampaknya memang benar-benar serius untuk menyiapkan laptop ini sebagai laptop khusus untuk para desainer grafis.


Keyboard

Asus-ProArt-Studiobook-Pro-17-keyboard
keyboard kelas jempolan

Salah satu hal yang penting dalam sebuah laptop workstation adalah kualitas keyboard yang dimiliki. Untungnya Asus ProArt Studiobook Pro 17 memiliki laptop yang menurut kami sangat nyaman untuk digunakan sehari-hari.

Memiliki travel distance 1.4 mm serta feedback yang cukup baik, keyboard dari laptop ini juga boleh dikatakan cukup senyap. Selain itu ukuran dari keyboard yang dimiliki laptop ini tergolong pas, sehingga menghindari typo ketika digunakan.

Namun perlu diingat bahwa laptop ini tidak dilengkapi dengan dedicated numeric keypad, alias bukan berukuran full size. Alih-alih touchpad yang berada di bawah space bisa dialihfungsikan sebagai numpad.

Touchpad dari laptop ini sendiri memiliki permukaan ‘glass surface’ yang membuatnya sangat nyaman dan licin ketika digunakan. Selain itu kami juga cukup senang dengan desain touchpad dari laptop ini yang memiliki sedikit kedalaman dibandingkan dengan palmrestnya. Sehingga memudahkan user ketika menggunakan laptop ini tanpa mouse.

Ukuran dari touchpad Asus ProArt Studiobook Pro 17 boleh dikatakan tidak terlalu lebar yakni 10,5 cm x 7,5 cm. Ukuran yang sebenarnya cukup besar namun tidak lebar, sehingga tidak terlalu mengganggu dan meminimalisasi kemungkinan tertekan ketika sedang mengetik 10 jari.

Terakhir kamu juga bisa menemukan sensor sidik jari di bagian kanan atas dari touchpad laptop ini. Bukan sebuah keharusan memang, namun bisa menjadi nilai plus bila sebuah laptop memiliki sensor sidik jari ini.


Port dan Konektivitas

Asus-ProArt-Studiobook-Pro-17-port
port kanan (atas) & kiri (bawah)

Salah satu komponen penting yang wajib dimiliki oleh laptop workstation adalah kelengkapan port serta konektivitas yang dimiliki. Sayangnya dengan harga yang lumayan mahal, Asus ProArt Studiobook Pro 17 tidak menawarkan port yang berlimpah, khususnya port Thunderbolt 3.

Di sisi kiri Asus menawarkan 1x USB 3.1 Gen 2 Type C support Thunderbolt 3, 1x HDMI port 2.0b, 1x USB 3.1 Gen 2 Type A, 1x audio combojack, 1x SD Card Reader, 1x DC-in, serta 1x Kensington Lock.

Adapun di sisi kanan laptop ini menawarkan 2x USB 3.1 Gen 2 Type A. Sementara di sisi belakang, Asus tidak memberikan port apapun di laptop ini. Apa yang ditawarkan Asus ini memang bisa diperdebatkan, namun menurut kami seharusnya Asus bisa memberikan port lebih, khususnya port khusus Thunderbolt 3 untuk laptop di kelas ini.

Untuk konektivitas, Asus sudah membekali laptop ini dengan WiFi 6 Intel AX200 dengan kecepatan yang cukup tinggi, yakni mencapai 1.8 Gbps. Kecepatan ini bahkan lebih tinggi dari rerata laptop workstation dengan 800 Mbps nya.


Baterai dan Performance

Asus-ProArt-Studiobook-Pro-17-jeroan
jeroan

Tentu saja, salah satu hal yang terpenting di dalam Asus ProArt Studiobook Pro 17 ini adalah mengenai performa yang bisa dikeluarkan. Mengingat laptop ini nantinya pasti akan menjadi gear untuk para professional.

Saat dilakukan ujicoba dengan menggunakan PCMark 10 didapatkan skor 5312. Skor yang diraih oleh laptop ini boleh dikatakan sangat tinggi, mengingat skor lebih dari 4000 pada PCMark 10 sudah dianggap sebagai laptop untuk produktivitas.

Meski demikian perlu diingat bahwa skor yang didapatkan oleh laptop ini masih sedikit lebih rendah dibandingkan beberapa pesaingnya. Dell Precision 7730 misalnya dengan 5488, HP ZBook 15 G6 dengan 5989, MSI WS75 dengan 5911, atau Razer Blade 15 Studio dengan skor 5315.

Adapun ketika dilakukan pengujian CPU stress test dengan menggunakan Cinebench R15, maka didapatkan skor yang cukup tinggi yakni 1652. Lebih tinggi dari Dell Precision 7730 (1292), MSI WS75 (1640), dan Razer Blade 15 Studio (1053).

Hal ini menurut kami sangat menarik karena di atas kertas seharusnya CPU dengan 8 core harus selalu mengalahkan CPU dengan 6 core. Tapi Asus sukses membuat CPU dengan 6 core yang bisa mengalahkan CPU 8 core.

Nah, selain dari kemampuan yang tinggi tersebut salah satu keunggulan yang dimiliki oleh laptop ini adalah tidak ditemukannya gejala-gejala throttling, yang tentu saja membuat produktivitasmu tidak akan terganggu.

Nilai yang didapatkan saat pengujian ini konsisten dengan pengujian sebenarnya. Saat dilakukan rendering video 4K 12 menit ke 1080p, laptop ini mampu mengalahkan catatan Razer Blade 15 Studio serta Dell Precision 7730.

Adapun ketika dilakukan transcoding video 4K berdurasi 5 menit ke 1080p dengan menggunakan Adobe Premiere Pro, Asus ProArt Studiobook Pro 17 mampu melakukannya hanya dalam waktu 3 menit saja.

Lebih jauh lagi ketika dilakukan pengujian menggunakan Adobe Photoshop, dengan cara memberikan 10 filter kompleks serta efek ke dalam gambar tes, laptop ini mampu melakukannya dalam waktu 138 detik.

Catatan waktu ini cukup baik khususnya bila dibandingkan dengan pesaingnya, dimana Dell Precision 7730 melakukanya dalam 147 detik, Razer Blade 15 Studio dalam 147 detik, serta MSI WS75 dalam waktu 138 detik.

Ketika dilakukan pengujian GPU dengan menggunakan 3DMark Sky Diver didapatkan skor 30337, dan ketika dilakukan pengujian dengan menggunakan 3DMark Fire Strike didapatkan skor 12551.

Boleh dikatakan skor yang didapatkan merupakan skor yang sangat tinggi. Tapi tentu saja tidak heran mengingat laptop ini sudah menggunakan NVIDIA Quadro RTX 3000. Namun memang tentu saja kemampuannya belum bisa menyaingin RTX 5000.

Pertanyaan selanjutnya adalah, dengan kemampuan yang demikian dahsyatnya, tentu saja baterai merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Untuk itulah kemudian dilakukan pula tes battery drain.

Saat dicoba melakukan looping video 720p dengan tingkat kecerahan 50% serta volume 100%, didapatkan baterai pada laptop ini habis dalam waktu 5 jam 58 detik. Waktu yang tidak terlalu impresif, namun tidak buruk juga.

Adapun kemampuan penyimpanan yang dimiliki oleh laptop ini pun sudah cukup mumpuni. Menggunakan NVMe M.2 PCIe berkapasitas 512 GB, SSD ini memiliki kecepatan baca 3441 MBps, dan kecepatan tulis 1871 MBps!

Sayangnya memang kapasitas penyimpanan yang dimiliki oleh laptop ini masih tergolong kecil. Mengingat laptop ini dibuat sebagai mobile workstation, alangkah lebih baiknya bila laptop ini memiliki kapasitas 1 TB atau bahkan lebih.

Meski demikian untuk segi baterai, salah satu yang terbaik di kelas ini adalah Razer Blade 15 Studio Edition. Saat dilakukan pengujian dengan kondisi yang sama, Razer Blade mampu mempertahankan daya dalam 8 jam 14 detik.

Yang menarik, waktu yang dicapai oleh laptop ini didapatkan dengan kapasitas baterai yang hanya 57 Wh saja. Ukuran yang tentunya cenderung kecil untuk sebuah mobile workstation dengan performa tinggi.


Webcam

Nah, meski laptop ini memiliki performa yang tinggi dan desain yang ciamik, ada satu kekurangan yang menurut kami cukup mencolok. Yakni dari sisi kualitas webcam yang terlalu biasa saja.

Asus ProArt Studiobook Pro 17 memang sudah dilengkapi dengan webcam dengan resolusi 720p. Namun kualitas yang dimiliki oleh webcam ini menurut kami masih jauh dari cukup, apalagi mengingat harga laptop ini yang cukup mahal.

Coba saja kita lihat lini lain milik Asus. Asus ROG Strix yang memiliki harga fantastis misalnya, memang tidak dilengkapi dengan webcam bawaan namun para konsumen diberikan Asus ROG Eye yang memiliki kualitas cukup oke.

Walhasil bagi kamu yang membeli laptop ini menurut kami harus membeli lagi webcam tambahan. Apalagi bagi kamu yang sering melakukan meeting online dengan klien, atau ingin melakukan conference.


Suara

Memiliki audio yang dibekali oleh audio by Sonic Master, suara yang dimiliki oleh laptop ini tergolong baik. Meski demikian kami tetap menemukan kekurangannya dimana speaker pada laptop ini berada di bagian bawah alias down firing.

Tentunya kualitas dari suara yang dikeluarkan akan sangat dipengaruhi permukaan tempat laptop ini duduk. Meski demikian, berkat speaker yang dibuat oleh Harman Kardon kualitas suara yang dihasilkan tetap baik.


Panas

Sistem cooling yang dimiliki oleh laptop ini pun menurut kami cukup canggih dimana kamu bisa menemukan 2 buah fan dan 4 ventilasi serta 5 buah heat pipe yang mampu membuang panas dengan efisien.

Yang menarik dari sisi manajemen pendinginan dari laptop ini adalah suara fan yang tergolong silent. Saat dilakukan pengujian stress test bahkan suara yang dihasilkan oleh laptop ini menurut kami jauh lebih senyap dibandingkan banyak laptop di kelas ini.

Adapun saat dilakukan pengujian stress test didapatkan suhu inti dari  laptop ini rata-rata berada di kisaran 74C hingga 80C. Suhu ini dicapai bahkan dengan rata-rata clockspeed berjalan di angka 3.80 GHz.

Sekali lagi berkat kemampuan pendinginan yang sangat baik inilah kemudian laptop ini mampu mengatasi masalah thermal throttling yang seringkali menjangkiti laptop-laptop performa tinggi.


Kesimpulan

Untuk sebuah laptop, harga yang nyaris mencapai 50 juta rupiah memanglah tergolong sangat tinggi. Akan tetapi memang hal tersebut sangat wajar, mengingat Asus ProArt Studiobook Pro 17 merupakan laptop untuk professional.

Apalagi memang dalam beberapa pengujian didapatkan beberapa laptop, khususnya laptop gaming memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk harga yang sedikit di bawah laptop ini. Namun laptop ini tetap layak untuk dibeli oleh para professional.

Mengingat ada banyak sekali fitur yang dimiliki oleh laptop ini, sengaja dibuat untuk segmen pasar tersebut. Terakhir tentu saja apabila laptop ini berada di tangan yang benar, harga yang begitu mahalnya akan bisa ‘balik modal’ dengan mudah.

Fakhri Zahir

Pengguna berbagai jenis laptop mulai dari laptop gaming, hybrid, hingga macbook sejak 2009. Produk seputar gaming yang pertama kali dikenalnya adalah Nokia N-Gage QD yang rilis tahun 2004, sejak saat itu ia mulai tertarik mencoba berbagai jenis gadget dan laptop untuk kebutuhan personal, akademis, maupun profesional. Beberapa jenis laptop yang pernah dimilikinya secara personal antara lain Acer Nitro, Macbook Pro, Lenovo ThinkPad, hingga Asus TUF. Di luar di dunia digital sebagai konten kreator dan entrepreneur, Fakhri merupakan seorang dokter lulusan Universitas Indonesia yang kini tengah menempuh pendidikan dokter spesialis jantung.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar