Apa itu E-commerce? Kenali Pengertian, Sejarah, dan Jenisnya
Zaman kian mudah, membeli barang tidak perlu keluar rumah, tidak perlu terjebak macet dan tidak harus pegang cash. Kemudahan teknologi memungkinkan orang melakukan transaksi cukup dari rumah saja asal ada ponsel pintar dan koneksi Internet.
Transaksi ini memberikan keleluasaan yang lebih bagi konsumen, tak hanya dalam hal metode pembayaran tapi termasuk pembatalan sebelum barang dikirim. Toko-toko online ini tidak berdiri sendiri, tapi berbaur dengan jutaan penjual lainnya. Tentu harga bersaing untuk suatu kualitas yang sama atau lebih baik dari yang lain.
Lantas di mana mereka di tampung? Inilah kehebatan e-commerce. Suatu tempat yang mempertemukan sedemikian banyaknya penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka dan mondar-mandir keluar masuk toko.
Daftar Isi:
Pengertian E-commerce
E-Commerce atau Perdagangan Elektronik berarti pembelian dan penjualan barang, produk, atau layanan melalui internet. Hal ini baru muncul sejak aktifitas online merebak beberapa tahun yang lalu.
Definisi standar e-commerce adalah transaksi komersial yang terjadi melalui internet. Platform jual beli online seperti Amazon, Flipkart, Myntra, Ebay, Quikr, Olx adalah contoh situs web e-commerce. Di Indonesia ada Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Shopee, Bibli dan masih banyak lagi.
E-Commerce cukup mudah dipahami masyarakat, terutama bagi generasi Milenial. E-commerce dikenal pula sebagai perdagangan elektronik atau perdagangan internet. Transaksi uang, dana, dan data juga dianggap sebagai e-commerce.
Jenis-Jenis E-commerce
Ada 4 jenis utama e-commerce yang dikelompokkan berdasarkan alur jual belinya.
1. Business to Business (B2B)
Business to Business atau Bisnis ke bisnis adalah proses jual beli yang melibatkan transaksi antar perusahaan dengan perusahaan lainnya. (Misal apartemen membeli jasa manajemen parkir untuk gedungnya)
2. Business To Customer (B2C)
Ini adalah yang paling sering ditemukan. Bisnis ke pelanggan berarti sebuah bisnis menjual jasa atau produk ke pelanggan individual. Contohnya adalah anda membeli sepatu dari brand sepatu ternama.
3. Customer to Customer (C2C)
Ini adalah penjualan dari pelanggan individual ke pelanggan individu lainnya. Contohnya ketika anda menjual sepatu bekas ke orang lain melalui marketplace online.
4. Customer to Business (C2B)
Ini adalah produk atau jasa yang ditawarkan individu ke perusahaan. Misalnya ketika seorang influencer mempromosikan sebuah brand di feed media sosialnya.
Selain 4 jenis e-commerce diatas, e-commerce juga bisa dikelompokkan berdasarkan tipe transaksinya:
- Ritel: penjualan produk secara langsung ke pelanggan
- Grosir: penjualan produk secara massal ke ritel yang kemudian akan menjual ke pelanggan
- Dropship: penjualan produk yang diproduksi dan dikemas oleh perusahaan pihak ketiga
- Crowdfunding: pengumpulan dana dari pelanggan untuk membangun produk yang nantinya dirilis ke pasar
- Langganan: pembelian produk atau layanan dengan jangka waktu tertentu
- Produk fisik: penjualan produk yang berwujud seperti sepatu, makanan, handphone
- Produk digital: penjualan produk berbentuk digital seperti software
- Jasa: pemberian layanan dengan skill tertentu yang dibayar dengan uang
Sejarah E-commerce
Michael Aldrich (22 Agustus 1941 – 19 Mei 2014) diyakini sebagai perintis e-commerce. Michael adalah seorang penemu, inovator dan pengusaha Inggris.
Pada tahun 1979 ia menciptakan belanja online untuk memungkinkan pemrosesan transaksi online antara konsumen dan bisnis, atau antara satu bisnis dan bisnis lainnya. Teknik ini kemudian dikenal sebagai e-commerce.
Pendapat lain menjelaskan secara universal bahwa sejarah e-commerce berawal dari penemuan gagasan “jual dan beli” yang sangat tua. E-commerce mulai bisa direalisasikan pada tahun 1991 ketika Internet sudah dibuka untuk umum. Sejak saat itulah ribuan bisnis mulai bermukim di jaringan online.
Pada awalnya, istilah ‘commerce’ berarti proses pelaksanaan transaksi komersial secara elektronik, dengan bantuan teknologi terbaru seperti Electronic Data Interchange (EDI) dan Transfer Dana Elektronik (EFT) yang membuka peluang bagi pengguna untuk bertukar informasi dan melakukan transaksi secara elektronik.
Kemampuan untuk menggunakan teknologi ini muncul pada akhir 1970-an, dan memungkinkan perusahaan untuk mengirim dokumen komersil secara elektronik.
Meskipun Internet mulai populer di kalangan masyarakat sejak 1994, perlu waktu sekitar empat tahun untuk mengembangkan protokol keamanan (HTTP) dan DSL yang memungkinkan koneksi internet yang stabil.
Pada tahun 2000, sejumlah besar perusahaan bisnis di Amerika Serikat dan Eropa Barat membuka bisnis mereka di dunia online. Karena fenomena ini, orang-orang mulai mendefinisikan “e-commerce” sebagai “belanja online” lewat koneksi internet yang aman.
Ternyata sejarah e-commerce ini tidak merujuk hanya pada satu sumber saja. Versi lain mengatakan pada tahun 1971, sekelompok mahasiswa Stanford dan MIT memimpin ARPAnet (versi awal Internet) untuk memfasilitasi perdagangan online pertama di dunia.
Banyak yang berpendapat bahwa metode ini bukan e-commerce betulan karena pembayaran tetap dilakukan secara offline. Para mahasiswa hanya menggunakan ARPAnet untuk mengatur jadwal dan lokasi pertemuan.
Meskipun terlalu sederhana untuk bisa disebut “e-commerce”, transaksi ini membuka jalan untuk industri super besar di seluruh penjuru dunia kedepannya.
Contoh E-commerce Perintis
Amazon
Amazon adalah salah satu pasar online paling populer yang digunakan oleh individu maupun perusahaan, dan situs ini tersedia di banyak negara dan bahasa. Amazon Kindle dan Amazon Appstore adalah salah dua produknya yang paling populer.
Amazon juga menawarkan solusi perangkat lunak dan infrastruktur untuk bisnis dan individu, satu yang sangat marak sekarang adalah layanan hosting AWS.
Amazon dimulai pada tahun 1994 di Seattle oleh Jeff Bezos. Amazon pada awalnya hanya sekedar toko buku online. Dari awal yang sederhana itu, Amazon telah menjadi pengecer e-commerce online terbesar, dan salah satu brand terbesar di dunia.
Tidak hanya telah memperluas penawaran barang dan jasa, Amazon juga berpartisipasi dalam pasar video streaming, pasar cloud computing, dan yang terbaru adalah sektor perbankan.
eBay
Dari awal yang sederhana pada tahun 1995, eBay berevolusi menjadi salah satu brand terbesar mendampingi Amazon, Coca-Cola, hingga Apple.
eBay adalah situs belanja online yang terkenal dengan lelang dan penjualan konsumen ke konsumen (C2C). eBay juga sangat populer bagi pedagang online untuk digunakan sebagai saluran penjualan.
eBay tersedia di banyak negara, dan para penggunanya dapat mencari produk lokal maupun internasional menggunakan serangkaian filter lokasi yang disediakan.
Alibaba
Alibaba berasal dari Cina. Pendirinya adalah Jack Ma yang sudah terkenal di mana-mana. Alibaba bisa dibilang perusahaan perdagangan online terbesar di dunia. Tiga situs utamanya adalah Taobao, Tmall dan Alibaba.com yang total memiliki ratusan juta pengguna, dan menampung jutaan pedagang serta bisnis.
Alibaba telah menjadi tujuan belanja online yang paling populer, sekaligus merupakan pasar e-commerce yang paling cepat berkembang di dunia. Transaksi di situs online-nya mencapai 248 miliar USD di 2019, lebih banyak dari transaksi gabungan eBay dan Amazon.
Alibaba menjadi salah satu perusahaan teknologi paling mahal di dunia setelah mengumpulkan 25 miliar USD dari Initial Public Offering. Alibaba juga menjadi perusahaan publik Cina paling berharga, yang berada di peringkat atas di antara beberapa perusahaan milik negara.
E-commerce Indonesia
Seiring dengan berkembangnya bisnis e-commerce, Indonesia pun telah banyak memiliki platform belanja online. 10 diantaranya yang cukup populer adalah sebagai berikut.
- Tokopedia
- Shopee
- Bukalapak
- Lazada
- Bibli
- JD ID
- Orami
- Bhinneka
- Sociolla
- Zalora
Sebagai negara yang paling padat penduduknya di Asia Tenggara, Indonesia menjadi pasar yang paling diincar secara global oleh perusahaan e-commerce, dengan pemain internasional maupun lokal baku hantam berebut popularitas ditengah pasar Indonesia yang super konsumtif.
Potensi ini bahkan hanya didukung oleh teknologi Internet di Indonesia yang setengah matang. Para pemain e-commerce pun turut membantu Indonesia mengembangkan sektor digital ke area pedalaman untuk bisa meraup keuntungan lebih besar.
Pesatnya pembangunan infrastruktur membuat semakin banyak dari 270 juta penduduk Indonesia yang terhubung ke internet, terutama melalui media handphone. Demografi Indonesia yang super besar, digabung dengan konektivitas internet yang lancar hingga pedalaman tentunya menjadi potensi besar untuk pengembangan e-commerce.
Salah satu metode paling ampuh adalah dengan pengenalan (hingga membuat ketergantungan) e-wallet alias dompet digital ke masyarakat indonesia oleh masing-masing e-commerce, misalnya saja GoPay dari Gojek, ShopeePay dari Shopee, dan OVO yang dipakai Tokopedia.
Empat faktor utama telah mendorong lonjakan e-commerce di Indonesia:
- Kelas menengah yang sedang tumbuh.
- Masyarakat Indonesia yang sangat konsumtif.
- Tingkat penetrasi internet dan seluler yang tinggi.
- Semakin banyak pilihan fintech dan keuangan alternatif.
- Investasi Teknologi e-commerce di Indonesia.
Semua hal-hal yang menggembirakan di atas sayangnya tidak diimbangi dengan jaringan koneksi internet yang cepat. Internet di Indonesia masih dalam ketegori lambat.
Indonesia adalah salah satu negara dengan kecepatan internet yang sangat lambat di asia pasifik. Dalam Speedtest Global Index Ookla edisi 2017, NKRI turun empat posisi ke posisi 106 dalam kategori kecepatan seluler, jauh di belakang Singapura (4) yang menjadi salah satu negara dengan internet tercepat di dunia, Vietnam (61), Malaysia (74), Kamboja (78), dan Filipina (91).
Tentunya kelemahan ini harus bisa secepatnya dibenahi seiring dengan potensi bisnis yang sangat cemerlang di kemudian hari.