Penipuan di Dating Online, Ini Cara Mengenal dan Mengatasinya

Seiring dengan berkembangnya zaman, saat ini ada banyak sekali aplikasi chatting yang memang sengaja dibuat untuk tujuan menemukan teman kencan. Atau barangkali saat ini lebih populer disebut dengan aplikasi dating.

Sebut saja Tinder yang memang sejak awal menjadi salah satu pelopor aplikasi dating online yang sangat terkenal di seluruh dunia. Setelahnya muncul banyak sekali aplikasi dating online yang bisa kamu pilih, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, saat ini sering sekali terjadi penipuan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab menggunakan aplikasi dating online. Nah jangan sampai kamu tertipu ya, ini di acara mengenali dan mengatasi penipuan dating online.


Mengenali Penipuan Dating Online

Cewek main laptop

Percaya atau tidak, penipuan dating online merupakan salah satu penipuan yang sangat sering terjadi di seluruh dunia. Namun memang jarang sekali orang yang melaporkan mengenai penipuan ini kepada pihak yang berwenang.

Alasannya sederhana saja, karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan teman di dalam hidupnya. Penipu cenderung lebih mudah mengelabui korbannya melalui aplikasi dating online lantaran sebelumnya melakukan pendekatan secara emosional.

Ketika sudah mendapatkan kepercayaan korbannya, barulah penipu tersebut menjalankan aksinya. Modusnya pun beragam, mulai dari yang paling mudah yakni berpura-pura membutuhkan sejumlah uang untuk menyelesaikan masalah.

Ingat gak sih sama beberapa kasus yang sedang ramai di Twitter belakangan ini? Sepertinya sudah terlalu banyak kasus penipuan lewat app dating online berseliweran dengan berbagai modus. Dari yang sederhana cuma minta tolong transfer biasa, hingga beberapa modus operandi yang tergolong rumit, misalnya dengan menanamkan malware di dalam laptop korbannya kemudian bisa mencuri data-data online, merekam korbannya di dalam kamar dan kemudian melakukan pemerasan. Lebih jauh lagi bisa juga para penipu ini mencuri data kartu kredit korbannya.

Meski demikian ada beberapa cara mudah yang bisa kamu perhatikan untuk mengenali penipuan dating online yang cukup marak ini.

Lihat: Sosmed can cyber bullying: paduan yang berbahaya

1. Terlalu ganteng, cantik, kaya, atau sukses

Salah satu modus yang seringkali digunakan oleh para penipu di dalam aplikasi dating online adalah membuat persona yang seolah-olah sempurna dan tanpa cacat, bahkan track record mereka pun sempurna.

Sederhana saja, hal-hal semacam ini akan membuat operasi mereka jauh lebih mudah karena orang-orang cenderung akan lebih mempercayai orang lain yang memiliki tampilan yang meyakinkan. Ditambah lagi kalau memang gaya hidupnya cukup mahal.

Tentu saja akan ada sebagian orang yang lebih tertarik dengan orang lain yang memiliki kekayaan berlebih. Nah hal inilah yang kemudian digunakan oleh si penipu untuk menjadi lebih dekat dengan si korban.

Selain dari persona, kadang orang-orang yang cenderung menipu akan membuat seolah-olah mereka selalu ‘nyambung’ dengan hal-hal yang kamu bicarakan. Tujuannya lagi-lagi agar kamu bisa lebih dekat dan bisa lebih mudah ditipu.

Nah kamu perhatikan saja, apakah antusiasme lawan bicaramu di dalam aplikasi dating online tampak dibuat-buat atau memang mereka benar-benar antusias. Biasanya sih kalau dibuat-buat, akan ada satu titik dimana mereka tidak bisa menjawab karena pengetahuan mereka terhadap topik tersebut sebenarnya terbatas.

Selain itu orang-orang seperti ini juga seringkali membuat mereka tampak selalu bisa memenuhi permintaanmu. Misalnya saat kamu bilang kamu sedang ingin makan seafood mewah, dan dalam sekejap ia berfoto di depan seafood mewah untuk dipamerkan kepadamu.

Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan hati si korban, agar korban merasa lawan bicaranya adalah orang yang selalu mampu untuk memenuhi permintaannya. Hingga pada akhirnya tentu korban akan menjadi tertarik kepada si penipu di dalam aplikasi dating online tersebut.

2. Tidak punya identitas online

Salah satu tanda-tanda yang seringkali bisa kamu temukan adalah mereka tidak memiliki identitas yang jelas. Ketika kamu melakukan pencarian lewat search engine, kamu akan kesulitan menemukan mereka.

Lebih jauh lagi kamu seringkali tidak akan bisa menemukan akun-akun media sosial yang menggunakan nama mereka. Karena zaman sekarang jejak digital merupakan hal yang sepertinya selalu ada untuk setiap orang.

Apalagi kalau orang tersebut menggunakan aplikasi dating online, tentu tidak masuk akal kalau orang yang cukup aktif bermain media sosial semacam itu tidak memiliki data di platform media sosial lain yang lebih populer, seperti Instagram, Facebook, atau semacamnya.

Kalau kamu menemukan kejanggalan ini, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah bertanya kepada orang tersebut. Nah lihat saja reaksi dari orang tersebut, dan kalau memang tidak ada apa-apa seharusnya dia tidak akan panik dan menjawab dengan jawaban yang mencurigakan.

Kemungkinan lainnya adalah orang tersebut sudah mempersiapkan akun-akun media sosial di platform lain. Kalau kemudian kamu menemukannya, coba cek tanggal pembuatan di seluruh akun tersebut.

Kalau tanggal pembuatannya hanya beberapa hari atau minggu ke belakang saja, maka kamu patut curiga bahwa akun-akun tersebut sengaja baru dibuat untuk tujuan penipuan dengan menggunakan aplikasi dating online ini.

Baca: Sisi gelap dan berbahaya dari Facial Recognition

3. Sulit ditemui

Nah salah satu cara mengenali penipu di dalam aplikasi dating online adalah entah mengapa orang-orang ini sangat sulit untuk kamu temui di dunia nyata. Alasannya pun sangat beragam, dan kadang-kadang benar-benar meyakinkan.

Namun salah satu alasan yang paling sering digunakan oleh para penipu di dalam aplikasi dating online ini adalah alasan jarak. Seringkali mereka beralasan bahwa jarak antara penipu dan si korbannya ini terlalu jauh.

Atau sering juga para penipu di aplikasi dating online ini beralasan bahwa pekerjaan mereka membutuhkan mobilisasi yang tinggi. Sehingga mereka sering sekali bercerita bahwa mereka berpindah-pindah tempat untuk kerjaan atau proyek yang berbeda-beda.

Bahkan lebih menakjubkannya lagi, kalau penipu tersebut benar-benar niat. Kamu akan melihat media sosial yang mereka punya menunjukkan foto mereka yang sedang berjalan-jalan dan berpindah tempat yang berbeda dalam waktu singkat.

Nah kalau memang kamu benar-benar mencurigai hal ini, maka kamu bisa dengan mudah melakukan video chat kepada pasanganmu di aplikasi ini. Kalau mereka selalu memberikan alasan untuk tidak melakukan video chat maka kemungkinan besar kamu sedang ditipu.

4. Meminta uang atau privasi

Nah kalau sampai lawan bicaramu di dalam aplikasi dating online berani-beraninya meminta uang ataupun meminta privasimu (dalam bentuk apapun), misalnya akses ke akun media sosial, foto pribadi, video call seronok atau semacamnya maka kemungkinan besar mereka adalah penipu.

Pun mereka bukan penipu, menurut kami tidak dapat dibenarkan seseorang meminta uang ataupun privasi dari orang lain, dengan menggunakan aplikasi dating online. Karena hal tersebut berarti mereka sedang mencoba mengambil hak dari orang lain, lebih-lebih lagi kalau tidak pernah bertemu muka.

Kalau sudah pernah bertemu muka, memiliki identitas yang jelas, dan mereka meminta uangmu. Barangkali memang mereka sedang benar-benar membutuhkan uang untuk keperluan tertentu.

Yang jelas kebanyakan penipu biasanya memiliki cerita yang sangat dramatis dan kadang-kadang terlalu dramatis untuk kamu percaya. Namun anehnya banyak orang yang percaya dan kemudian iba sehingga mau meminjamkan uang mereka.

Sama pula seperti meminta pin ATM, pin kartu kredit atau apapun yang berkaitan dengan privasimu. Tentu hal-hal semacam ini sangat tidak dapat dibenarkan, apalagi kalau kamu belum pernah bertemu langsung kepada lawan bicaramu di aplikasi dating online tersebut.

Baca: Cara cek nomor telkomsel kamu


Cara Supaya Tetap Aman di Dating Online

vpn

Setelah melihat modus dan berbagai macam cara mengenali penipuan di dalam dating online pastinya pertanyaanmu berikutnya adalah bagaimana cara agar tetap aman di dalam sana bukan? Nah kami punya beberapa tips nya.

1. Pahami aplikasi dan website yang ingin kamu gunakan

Hal terbaik dan paling aman yang bisa kamu lakukan untuk menghindari segala jenis penipuan yang dilakukan oleh orang di dalam apalikasi atau website dating online adalah mempelajari aplikasi dan web yang bersangkutan.

Misalnya, kamu menemukan aplikasi dating online yang belum kamu kenal sebelumnya. Nah cobalah untuk mempelajari kredibilitas dari aplikasi tersebut, mempelajari testimoni yang ada, dan kalau mungkin bisa kamu tanyakan temanmu yang barangkali pernah menggunakannya.

Untuk laman website sendiri, kami sih tidak terlalu merekomendasikannya. Karena membuat website di zaman sekarang sangat mudah, dan cenderung jauh lebih mudah ketimbang membuat aplikasi.

Oleh karena itu lebih banyak penipu yang memang niat untuk menipu dengan menggunakan website-website yang keamanannya tidak terlalu bagus. Sebisa mungkin sih jauhi saja laman website dating online ya.

2. Hindari memberikan informasi pribadi

Salah satu peraturan yang paling penting yang harus kamu pahami saat menggunakan aplikasi dating online, atau bahkan aplikasi media sosial apapun, adalah jangan pernah memberikan informasi pribadimu.

Memang, ketika sampai di satu titik kamu merasa hubunganmu dengan lawan bicaramu di dalam aplikasi dating tersebut sudah cukup serius, kamu kadang akan memberikan beberapa informasi penting seperti media sosial.

Kalau memang yakin tentu tidak mengapa. Nah akan tetapi selalu hindari memberikan informasi yang lebih personal dari sekadar informasi data diri. Misalnya alamat rumahmu dan bahkan jangan memberikan nomor ponselmu kepada lawan bicara yang belum pernah kamu temui langsung.

Pun kalau mereka mengaku ingin bertemu denganmu, ada baiknya kamu mengajak orang tersebut untuk saling bertemu di ruang publik dan tempat yang netral. Ada kemungkinan orang tersebut ingin mengetahui alamatmu kalau mendadak mengajak bertemu.

Selain itu perhatikan beberapa pertanyaan yang tidak lazim di dalam obrolan, misalnya seperti nama hewan peliharaan, nama kecilmu dan semacamnya. Karena kalau diperhatikan pertanyaan tersebut biasanya merupakan security question di berbagai media sosial kalau penggunanya lupa password.

Nah jangan sampai, kebetulan security question mu ada di sana, ditanyakan oleh si penipu, dan kemudian mereka mencoba untuk membobol akun media sosial yang kamu punya. Wah-wah bisa runyam nanti urusannya.

3. Skeptis namun menghargai orang lain

Nah memang ketika kamu waspada terhadap seseorang di dalam aplikasi dating online, kamu akan cenderung skeptis dan kadang kalau tidak bisa mengontrol diri kamu akan menjadi banyak sekali bertanya.

Nah jangan sampai orang yang menjadi lawan bicaramu ini justru merasa terganggu dengan sikapmu ini. Karena memang apesnya kalau ternyata lawan bicaramu bukan penipu, tapi kamu terlalu skeptis, bisa-bisa malah ia akan kesal dan mungkin tersinggung.

Intinya sih kamu harus bisa melihat-lihat situasi juga. Curiga boleh, tapi jangan sampai kamu terlalu parno sehingga semua orang yang berbicara denganmu di aplikasi dating online kamu tanya-tanyakan hal yang membuat mereka tidak nyaman.

Meski demikian memang orang-orang biasa yang bukan penipu biasanya mengerti dengan sikapmu ini, apalagi kalau kamu jelaskan setelahnya. Sebaliknya kebanyakan penipu justru akan marah secara irrasional dan kadang cenderung agresif setelah melihat sikapmu yang skeptis.

4. Gunakan aplikasi pengaman

Ada cara lain yang bisa pula kamu tempuh apabila kamu terlalu malas untuk kebanyakan bertanya dan mencurigai orang-orang ini, yakni memakai aplikasi tambahan seperti VPN.

Meski tidak memberikan proteksi secara penuh, penggunaan VPN diketahui bisa memberikan layer atau lapisan pengamanan tambahan sehingga kemungkinan penipu melacak alamat korban lebih kecil.

5. Ajak lawan bicaramu bertemu

Nah tips yang sangat mudah untuk kamu lakukan ini bisa mendeteksi penipu dengan mudah. Karena kebanyakan penipu tidak ingin identitasnya diketahui, maka kamu bisa dengan mudahnya mengajak mereka untuk bertemu.

Kalau sekadar tidak ingin bertemu sih sah-sah saja, tapi kamu harus lihat reaksinya. Kalau kamu terus menerus mendesak mereka untuk bertemu dan kemudian mereka menjadi agresif dan cenderung emosional, hati-hati ya.

Tapi kalau mereka menjelaskan alasan tidak bisa bertemu, lalu berjanji untuk menemuimu. Pastikan mereka memberikan tanggal bertemu, dan tagih janji mereka. Sambil menunggu pertemuan hindari hal-hal yang mungkin dilakukan oleh si penipu ini.

Pun kalau memang sudah menentukan tempat dan tanggal bertemu, kalau kamu sangat mencurigai orang ini maka kami sarankan kamu untuk mengajak temanmu bertemu dengan orang tersebut sehingga kamu tidak sendirian.

Baca: Cara cek nomor indosat, 10 detik selesai


Siapa yang Sering Jadi Korban?

dating online

Nah memang sih tidak bisa dipukul rata, tapi dari beberapa informasi yang kami kumpulkan ada profil khusus orang-orang yang lebih rentan dan sering menjadi korban penipuan aplikasi dating online.

1. Perempuan

Percaya atau tidak kebanyakan korban dari penipuan di aplikasi dating online ini adalah seorang perempuan. Lebih jauh lagi kebanyakan korban adalah perempuan usia paruh baya yang bercerai.

Hal ini lantaran secara emosi mereka dianggap tidak terlalu stabil oleh para penipu. Sehingga para penipu bisa lebih percaya diri dan lebih leluasa ketika menjalankan aksi penipuan. Lebih jauh lagi perempuan-perempuan bercerai dianggap oleh para penipu memiliki uang yang tentu bisa mereka manfaatkan pula.

2. Orang sukses

Selain itu para pencuri biasanya lebih mengincar orang-orang yang bekerja secara professional, seperti dokter, pengacara, perawat, dan sebagainya. Selain itu kalau mereka tergolong sukses biasanya para peninpu akan lebih menyukainya.

Tujuannya tentu saja soal uang, namun memang untuk mengincar professional macam ini biasanya memiliki kecerdasan yang lebih tinggi sehingga biasanya para penipu ini pun akan berfikir berkali-kali sebelum melancarkan aksinya.

3. Korban kekerasan

Korban-korban yang memiliki riwayat kekerasan baik fisik, mental, ataupun seksual di masa lalu biasanya dianggap lebih rentan terhadap penipuan. Sehingga biasanya penipu memilih korban-korban semacam ini.

Hal ini pun diperkuat oleh temuan seorang psikolog Monica Whitty dari University of Leicester yang menyatakan bahwa kebanyakan korban-korban penipuan dating online memiliki riwayat abusive relationship.

Orang-orang dengan riwayat semacam ini biasanya akan mencari cara untuk ‘melupakan’ memori buruk tersebut dan seringkali melakukan denial dan blocking terhadap memori-memori buruk tersebut.

Konsekuensinya adalah kemudian mereka menjadi sulit menilai perilaku-perilaku mencurigakan yang ditimbulkan oleh para pelaku penipuan di aplikasi dating online semcama ini.

4. Warga negara maju

Penipu di dalam aplikasi dating online kebanyakan mencari orang-orang yang tinggal di negara maju. Huffington Post pernah merangkum, kebanyakan orang yang tertipu tinggal di Australia, UK, China, Jerman, Amerika Serikat, hingga Selandia Baru.

Tujuannya ada dua, pertama adalah mereka lebih menyukai daerah-daerah yang jauh sehingga bisa mengurangi kemungkinan pertemuan secara langsung. Tujuan kedua tentu saja uang, anggapannya warga negara maju memiliki lebih banyak uang.

Pun tidak memiliki banyak uang, mereka bisa menghitung-hitung dari nilai tukar mata uang antar negara. Tapi tetap saja ya, tidak menutup kemungkinan kita yang tinggal di Indonesia menjadi korban penipuan dating online.


Penutup

Nah meski demikian tentu saja kita semua harus waspada apabila menggunakan aplikasi kencan online semacam ini. Memang hal tersebut merupakan hak personal dari masing-masing orang, tapi tidak ada salahnya mencegah bukan.

Kamu bisa melihat beberapa perilaku mencurigakan dari lawan bicaramu untuk mendeteksi kemungkinan adanya penipuan menggunakan aplikasi kencan online, dan kalau yakin kamu tertipu tentu kamu bisa melakukan penanggulangan menggunakan tips di atas.

Pada akhirnya gunakan aplikasi ini sewajarnya saja ya. Kalaupun kamu memang cukup mencurigai penipuan di dalam aplikasi ini, jangan membuat lawan bicaramu menjadi tidak nyaman ya. Lebih-lebih membuat mereka merasa tersinggung, karena hal ini pun bukan hal yang baik.

Semangat!

Fakhri Zahir

Pengguna berbagai jenis laptop mulai dari laptop gaming, hybrid, hingga macbook sejak 2009. Produk seputar gaming yang pertama kali dikenalnya adalah Nokia N-Gage QD yang rilis tahun 2004, sejak saat itu ia mulai tertarik mencoba berbagai jenis gadget dan laptop untuk kebutuhan personal, akademis, maupun profesional. Beberapa jenis laptop yang pernah dimilikinya secara personal antara lain Acer Nitro, Macbook Pro, Lenovo ThinkPad, hingga Asus TUF. Di luar di dunia digital sebagai konten kreator dan entrepreneur, Fakhri merupakan seorang dokter lulusan Universitas Indonesia yang kini tengah menempuh pendidikan dokter spesialis jantung.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terpopuler
Terbaru Terlama
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar